8 Tanda Emosi Anda Diabaikan Selama Masa Kanak-kanak

Ilustrasi gambar
Bagikan :

AS-Kliktodaynews.com|| Kita semua pernah merasa diabaikan dari waktu ke waktu. Mungkin teman-teman Anda sibuk dengan urusan pekerjaan, atau mungkin pasangan romantis Anda tidak memberikan waktu atau perhatian seperti yang Anda harapkan. Bagaimanapun, pertengkaran sehari-hari ini tidak ada artinya dibandingkan dengan dampak serius dari pengabaian emosional jangka panjang yang dialami oleh beberapa anak di rumah mereka sendiri. Dan konsekuensi dari perlakuan buruk ini juga tidak akan berakhir ketika mereka pindah rumah. Dalam banyak kasus, efeknya bertahan lama setelah mereka meninggalkan rumah masa kecil mereka.

Dilansir dari Studfinds, pola asuh yang tidak bersahabat datang dalam berbagai bentuk dan jenis. Sebuah penelitian terbaru melaporkan bahwa orang tua yang melakukan kekerasan secara verbal kepada anak-anak mereka memiliki potensi untuk secara harafiah menyusutkan ukuran otak anak-anak tersebut. Penelitian lain menemukan bahwa “orang tua angkuh” yang sombong dapat menyebabkan usia anak-anak mereka menjadi lebih pendek. Namun, terlepas dari seperti apa bentuknya, banyak dari contoh pengasuhan yang buruk ini memiliki satu kesamaan, yaitu mengabaikan kebutuhan emosional anak.

Para peneliti juga mencatat bahwa salah satu prediktor terbaik dari kemauan remaja untuk mematuhi orang tua mereka adalah seberapa besar kepercayaan dan kebebasan yang diberikan orang tua kepada remaja tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa kepercayaan dan dukungan emosional berjalan beriringan satu sama lain dan merupakan faktor penentu yang sangat penting bagi kualitas hubungan orang tua dan anak. Namun, apa yang terjadi jika kebutuhan emosional anak diabaikan dan bukannya dihargai?. Bagaimana pengabaian emosional ini memengaruhi anak, baik ketika mereka masih berada dalam situasi yang penuh kekerasan atau terabaikan hingga seumur hidup mereka?

Untuk menjawab semua pertanyaan ini dan masih banyak lagi, media berdiskusi bersama Michael Menard, seorang peneliti yang beralih menjadi penulis yang merinci pengalamannya tumbuh di rumah yang penuh kekerasan sebagai anak tertua kedua dari empat belas bersaudara, dan pekerjaan yang telah ia lakukan selama beberapa puluh tahun untuk menyembuhkan, tumbuh, dan memaafkan.

Dalam diskusi dengan media, Menard membahas delapan tanda bahwa emosi seseorang diabaikan saat kecil, yakni:

1.Depresi
Menghabiskan tahun-tahun awal masa kanak-kanak dengan kurangnya dukungan emosional dapat menyebabkan kerusakan yang signifikan pada kesehatan mental seseorang untuk beberapa tahun ke depan. Ketika seorang anak tidak dibekali untuk memahami perasaan mereka, mengatasinya, dan meneruskan hidup, mereka mungkin akan mundur ke dalam diri mereka sendiri dan bergumul dengan penindasan emosional dan kesepian. Tanpa bekal yang mereka butuhkan untuk menghadapi pasang surutnya kehidupan, seorang anak yang terabaikan secara emosional dapat mengalami depresi yang membutuhkan penanganan yang tepat untuk mengatasi akar masalahnya.

2.Melawan Gangguan Makan
Trauma emosional membawa dampak fisik yang tidak dapat disangkal pada tubuh, dan dalam beberapa kasus, hal ini dapat bermanifestasi dalam kebiasaan makan yang tidak teratur atau gangguan makan yang teridentifikasi. Apakah ini bermanifestasi dalam bentuk kurang makan, makan berlebihan, atau perilaku tidak teratur lainnya seputar makanan, latar belakang emosional yang lalai meningkatkan risiko munculnya permasalahan dalam pola makan. Meskipun gangguan ini dapat menyerang siapa saja tanpa memandang usia, jenis kelamin, atau latar belakang, gangguan ini terutama terjadi pada anak perempuan dan mereka yang memiliki riwayat trauma.

3.Tidak tersedianya Ruang Emosional
Ketika anak-anak tumbuh tanpa ruang yang diperlukan untuk emosi mereka, mereka cenderung kesulitan untuk berbagi beban di masa dewasa. Misalkan orang tua membiarkan anak mereka percaya bahwa perasaan mereka membebani, merepotkan, atau tidak penting. Sentimen-sentimen ini menjadi monolog batin yang akan mengikuti mereka ke dalam kehidupan keluarga, pertemanan, dan hubungan mereka. Demikian pula, jika ikatan yang sehat tidak dicontohkan di rumah, anak yang terabaikan mungkin akan kesulitan untuk membangun dan mempertahankan hubungan yang terbuka, jujur, dan rentan secara emosional dengan orang lain.

4.Rendahnya Harga Diri
Bagi sebagian besar dari kita, pikiran, pendapat, dan perkataan orang-orang terdekat kita beresonansi paling dalam. Sejak awal masa kanak-kanak, kita mencari penegasan dari orang tua atau pengasuh kita untuk meyakinkan kita bahwa kita adalah orang yang baik, berharga, dan dicintai. Dengan tidak adanya kepastian seperti itu, seorang anak yang terabaikan secara emosional sangat mungkin untuk bergumul dengan harga diri yang sangat rendah. Setiap pikiran atau komentar negatif menjadi rasa tidak aman yang dipegang erat, sementara setiap pujian dianggap sebagai kebohongan atau sanjungan. Seorang anak dengan jenis trauma ini cenderung memiliki keyakinan bahwa mereka memiliki kekurangan secara pribadi meskipun ada bukti yang menunjukkan sebaliknya.

5.Perasaan Hampa
Bertahun-tahun menunggu kebutuhan dan keinginan Anda terpenuhi akan membuat siapa pun berjuang dengan perasaan hampa. Bagi anak yang terabaikan secara emosional, perasaan ini mungkin tidak pernah terselesaikan. Sebagai orang dewasa, perasaan merindukan sesuatu yang lebih, sesuatu yang berbeda, sesuatu yang lebih baik dapat terus berlanjut, terlepas dari seberapa bahagia dan memuaskannya kehidupan yang dijalani. Hal ini dapat terlihat seperti seringnya berganti pekerjaan, hubungan, hobi, atau lokasi untuk memuaskan kerinduan tersebut.

6.Masalah dengan Disiplin Diri
Jika kebutuhan emosional tidak terpenuhi, bagian lain kemungkinan besar akan terabaikan. Disiplin diri adalah prinsip yang biasanya diajarkan kepada anak-anak oleh orang tua mereka, dan mereka yang diabaikan secara emosional kemungkinan besar akan kehilangan pelajaran penting ini. Hal ini dapat menyebabkan kesulitan di tempat bekerja atau sekolah, membutuhkan lebih banyak usaha untuk menjaga kebersihan diri, dan gagal untuk mewujudkan atau mencapai tujuan yang telah ditentukan. Tanpa rasa disiplin diri yang kuat, anak yang terabaikan akan kesulitan untuk tetap berada di jalur menuju kesuksesan pribadi, terlepas dari seberapa besar keinginan mereka.

7. Amarah & Kekerasan
Ketika emosi anak secara terus-menerus diabaikan, hal ini secara alami dapat menyebabkan frustrasi dan luapan emosi yang terpendam. Entah ini dimulai sebelum meninggalkan rumah atau tetap terpendam hingga dewasa, emosi memang seharusnya dirasakan dan kemungkinan besar akan muncul ke permukaan pada akhirnya. Sayangnya, jika cara yang tepat untuk mengatasi kemarahan tidak diajarkan, hal ini dapat menyebabkan anak meniru pola agresi yang telah ia pelajari. Mengembangkan cara-cara mengatasi masalah yang sehat yang tidak ada pada masa kanak-kanak diperlukan untuk mempelajari penyelesaian konflik yang tepat dan perilaku yang sesuai ketika menghadapi kemarahan.

8. Masalah Kepercayaan
Kesulitan untuk mempercayai orang lain sering kali merupakan tanda pengabaian dan pelecehan di masa kanak-kanak. Anak-anak ini dibuat merasa bahwa emosi mereka tidak penting, tidak rasional, atau tidak relevan, yang cenderung membentuk rasa tidak percaya pada orang lain. Bahkan ketika berinteraksi dengan orang yang benar-benar menarik dan peduli, anak yang terabaikan mungkin kesulitan untuk memahami atau percaya bahwa mereka ingin berada di dekatnya. Tetapi ketika orang tua berulang kali mematahkan kepercayaan anak melalui kekerasan atau pengabaian, akan mudah untuk melihat bagaimana seorang anak mungkin mengembangkan masalah ketidakpercayaan setelah tumbuh dalam lingkungan yang seperti ini. (Wtg)

Bagikan :