Bandar-Kliktodaynews.com Proyek pemeliharaan berkala dalam bentuk pengaspalan hotmix, di ruas jalan provinsi Pematang Siantar – Perdagangan tepatnya di Kilometer 35 – 37 yang melintasi Simpang Kalvin, Wilayah Desa / Nagori Pematang Kerasaan Rejo Kecamatan Bandar Kabupaten Simalungun Provinsi Sumatera Utara hingga saat ini masih dalam proses pengerjaan oleh CV. Mandala Utama dan CV. GAMMA ’91 sebagai pihak konsultan dituding warga dikerjakan terkesan asal jadi.
Ditemui di sekitar lokasi, Sitinjak menilai proyek yang memakan anggaran mencapai 6,5 miliar lebih ini sarat dugaan penyelewengan berbentuk mark up bahan baku. Sesuai papan informasi atau plank proyek yang terpasang tertulis Dinas Bina Marga Dan Bina Konstruksi Unit Pelayanan Teknis Jalan Dan Jembatan Pematang Siantar tidak mencantumkan rincian jumlah paket pekerjaan, volume dan ukuran pekerjaan yang dilaksanakan pelaksana kerja CV. Mandala Putra, disebutkan berkantor di Kota Medan.
“Kami heran jumlah dana 6,5 Miliar lebih, tapi hasilnya terkesan asal jadi. Tidak diketahui sama sekali rincian jumlah paket pekerjaan, volume yaitu lebar, ketebalan dan berapa kilometer panjangnya proyek pemeliharaan ruas jalan ini. Mungkin masyarakat dianggap bodoh oleh pelaksana pekerjaan ini dan lemahnya pengawasan dinas terkait sebagai pengguna anggaran membuat kontraktornya asal-asalan mengerjakan,” ungkap pria mengaku marga Sitinjak (55) di sekitar lokasi, Rabu Sore (29/9/2019) sekira pukul 18.00 Wib
Masyarakat menganggap kejadian ini sangat luar biasa dan meminta pihak aparat hukum baik dari polisi, kejaksaan, maupun KPK, segera menindaklanjuti adanya indikasi kecurangan berbentuk penyelewengan anggaran yang diduga dilakukan oleh pihak pelaksana atau kontraktor.
“Proyek dengan waktu pelaksanaan selama 120 hari kalender ini dikerjakan jelas tidak sesuai lagi dengan pedoman spesifikasi kontrak kerja hingga terkesan pekerjaan dilakukan asal jadi. Sebab, tampak jelas baru sehari dikerjakan, namun sudah banyak bagian permukaan aspal yang mengelupas dan pecah-pecah,” tukas Sitinjak kesal.
Yudi Pasaribu (43) warga lainnya menyatakan, seperti halnya yang disebutkan bahwa kualitas aspal hotmix ini sangat diragukan, proyek pemeliharaan infrastruktur yang bersumber dari dana APBD Provinsi Sumatera Utara tahun anggaran 2019 ini terindikasi dilakukan tidak sesuai prosedur teknis, karena dikerjakan secara paksa meski kondisi hujan.
“Penghamparan aspalnya dikerjakan pada saat hujan, bagaimana menjamin kekuatan atau daya rekat aspal itu,” kesal Pasaribu sambil berlalu.
Roni Sihotang, selaku pelaksana CV. Mandala Putra saat dikonfirmasi terkait pengerjaan penghamparan aspal dalam kondisi hujan menyebutkan sudah sesuai dengan spesifikasi.
“Kita lagi penghamparan lae..Bisa ditespit lae,,bisa dibawa orang lep, Itu bukan hujan tapi siap hujan,” jawabnya singkat melalui pesan Whatapp.
Saat ditanyakan terkait rincian proyek yang dikerjakan, Rony Sihotang tidak memberikan jawaban.
Pantauan di lokasi, tampak pelaksana proyek juga mengerjakan parit pasangan sepanjang 2,5 kilometer di sisi badan jalan. (RY/KTN)