Batu Bara – Kliktodaynews.com
Puluhan Warga Desa Tanjung Kubah, Kecamatan Air Putih Kabupaten Batu Bara, Baru-baru Ini Kembalikan Beras Hibah, ke Kantor Balai Desa Karena Bau Busuk dan Kuning, tidak Layak Untuk di Konsumsi, Sedangkan Ratusan Lagi Belum Mengambil Jatahnya. Rabu sore (16/12/2020).
Awalnya warga merasa senang menerima jatah beras yang di bagikan oleh pemerintahan desa, namun setelah di masak, nasinya bau dan berwarna kuning.
Salah seorang pemuka masyarakat Robin Tampubolon (45) warga dusun Anggrek Desa Tanjung Kubah mengatakan, banyak warga yang mengeluh atas pemberian beras hibah, karena kwalitasnya sangat jelek.
Lanjut Robin, di masa pandemi covid ini warga sangat membutuhkan sembako, ” tapi kalau berasnya gak layak di konsumsi bagaimana mau di makan, ” ungkapnya.
Kami tidak menyalahkan Kepala Desa Tanjung Kubah, karena dia tinggal membagikan saja, yang saya tahu ini beras hibah, karena di karung tertulis ‘ Beras Hibah’ jelas Robin.
Warga dusun 4, Warsini juga mengatakan, berasnya gak layak di konsumsi, ” di masak nasinya bau busuk, warna kuning, keras lagi, cucu saya gak mau makan, satu hari gak makan dia, bau kata cucuku,” ujarnya dengan nada kesal, bersama ibu yang lain.
Kepala Desa Tanjung Kubah, Sutrisno, menjelaskan, sebagai pemerintahan desa kami sangat berterima kasih atas masukan dari warganya. “Hal ini akan saya sampaikan kepada Dinas Sosial Batu Bara, atas keberatan warga, dan kebetulan hadir juga bapak Camat Air Putih.
Camat Air Putih, Khaidir Lubis, pihak kecamatan siap memfasilitasi warga yang keberatan, Kecamatan Air Putih dan Kepala Desa akan berkoordinasi dengan pihak Finas Sosial Batu Bara.
“Beras yang di kembalikan warga karena bau dan tidak layak konsumsi akan di kembalikan ke Dinas Sosial, bagaimana hasil nanti kita akan beri tahu,” ungkap Camat Air Putih.
Warga sangat berharap agar pemerintahan desa dan kecamatan dapat membantu warga, beras yang di kembalikan di ganti dengan beras yang layak untuk di makan.
Pantauan wartawan, ada 30 orang yang sudah mengembalikan beras di kantor desa, dan lebih kurang 150 yang belum mengambil jatahnya. (STAF07/KTN)