Surabaya-Kliktodaynews
Tim Kampanye Daerah (TKD) Jawa Timur untuk pemenangan Jokowi-KH Ma’ruf Amin punya kisah unik saat menggalang dukungan untuk pasangan nomor urut 01 tersebut. Salah satunya saat ditanya soal kabar hoaks bahwa azan dan pendidikan agama akan dihapus jika Jokowi menang pilpres.
“Saya ditanya soal itu setidaknya di empat daerah, yaitu Sampang, Pamekasan, Jember dan Madiun. Saat konsolidasi di tempat-tempat itu, ada peserta yang menanyakan karena warga di bawah ternyata banyak yang tanya kabar tentang azan dan pendidikan agama yang katanya akan dihapus,” cerita Ketua TKD Jatim Irjen Pol (Purn) Machfud Arifin di Surabaya, Senin (11/3/2019).
Langsung saja Machfud menepis kabar tersebut. “Itu hoaks. Kita minta seluruh tim dan relawan untuk menangkalnya. Sudah keterlaluan hoaksnya. Saya sering bilang, lawan Pak Jokowi ini bukan Prabowo kok, tapi hoaks dan fitnah,” ujar Machfud.
“Bayangkan, hoaks melarang azan itu sampai ke desa-desa lho. Saya saat ditanyai di daerah-daerah itu pas di lokasi yang relatif jauh dari pusat kota, di kampung-kampung. Bahaya dan menyesatkan,” imbuhnya.
Saat mendapatkan pertanyaan kabar hoaks tersebut, Machfud balik bertanya, “Bapak/ibu mendapat kabar fitnah itu dari mana?”
Ternyata, cerita Machfud, warga mendapat hoaks dari pesan berantai di WhatsApp dan media sosial. “Warga-warga kan hanya baca judul berita fitnah, melihat capture dari situs abal-abal. Mereka malas mengklik link berita yang mengklarifikasi hoaks itu,” ujarnya.
Machfud lantas menjelaskan, tidak mungkin Jokowi melarang azan dan menghapus pendidikan agama.
“Jokowi adalah muslim yang taat. Beliau puasa sunnah, salat tak pernah ditinggalkan, haji. Mana mungkin pula menghapus pelajaran agama, wong beliau itu malah getol memberdayakan pesantren, memberi beasiswa santri, akrab dengan semua umat beragama,” ujar mantan Kapolda Jatim tersebut.
Machfud menjelaskan, metode hoaks yang dipakai kubu tertentu adalah menyebar fitnah terhadap Jokowi dengan isu yang sebenarnya berpotensi menyerang mereka sendiri. Jadi isu dibiaskan ke Jokowi dengan tujuan publik lupa bahwa isu itu sebenarnya adalah kelemahan kubu tertentu itu.
“Misalnya soal anti-Islam, sekarang siapa dong yang enggak berani tes mengaji,” kata Machfud.
Dengan melihat dinamika di lapangan, Machfud mengatakan, hoaks tak bisa lagi dianggap remeh. Apalagi berdasarkan survei nasional, masih ada sekitar 9 juta orang yang percaya dengan berbagai hoaks yang menyerang Jokowi, seperti Jokowi adalah anggota PKI dan anti-Islam.
“Hoaks mungkin menjadi satu-satunya jalan untuk menyalip elektabilitas Pak Jokowi. Kan sudah kelihatan di survei bahwa kubu tetangga kesusahan menandingi Pak Jokowi. Mau membandingkan dari sisi apapun sudah kalah. Hasil kerja, mereka kalah. Kepribadian, malah. Dukungan ulama, kalah,” paparnya.
“Makanya kita harus waspada. Pak Jokowi sudah menginstruksikan untuk melawan hoaks. Tim akan menjalankan instruksi itu,” pungkasnya. (detik/ktn)