Sosialisasikan Harga Pupuk Naik, Ruslan Sebut akan Tegur Kordinator Pertanian

Bagikan :

SIMALUNGUN -Kliktodaynews.com Harga pupuk bersubsidi di wilayah kecamatan Dolok Panribuan Kabupaten Simalungun Provinsi Sumatera Utara, naik secara signifikan. Sebab, harga pupuk bersubdisi tidak sesuai dengan harga eceran tertinggi (HET) dikarenakan oleh kebijakan kepala Kordinator Kecamatan Dolok Panribuan telah mensosialisasikannya ke tiap-tiap kios.

Adapun kebijakan kepala Kordinator pertanian kecamatan Dolok Panribuan mensosialisasikan harga pupuk bersubsidi naik menjadi Rp 280.000 per pasang. Pupuk yang dimaksud antara urea dan phonska untuk para petani kelompok tani binaannya.

Kepala Kordinator pertanian kecamatan Dolok Panribuan Rolli Sidabutar mengatakan ada beberapa nagori telah disosialisasikan menjadi dua ratus delapan puluh ribu per pasang pada waktu itu, selanjutnya para kios dipanggil bersosialisasi kenaikan harga.

Ketika mensosialisasikan agar pupuk naik, kata Rolli tujuannya agar semua harga di kecamatan dolok Panribuan satu harga. Mengingat tahun tahun sebelumnya harga pupuk berbeda tiap Nagori.

“Aku pun jadi menyesal atas mensosialisasikan itu, jadi bumerang. Akan saya undang lagi para kios hari Jumat ini. Supaya harga pupuk kembali sesuai harga eceran tertinggi” kata Rolli saat diwawancarai wartawan di Nagori Bandar Dolok, tepatnya di kantor PSDA.

Sebelumnya kepala dinas pertanian kabupaten Simalungun, Ruslan Sitepu saat dimintai tanggapannya terkait adanya kepala Kordinator pertanian Kecamatan telah mensosialisasikan harga pupuk naik diluar dari harga yang ditentukan kementerian pertanian.

Ruslan mengatakan akan menegur kepala kordinator pertanian apabila terbukti menerapkan harga pupuk naik. “Dimana ada nampak masalah telepon aku, aku akan turun bersama Kabid ku. Biar saya tegur, akan saya Surati dia, bila perlu dipindahkan” kata Ruslan Sitepu.

Sementara salah satu warga kecamatan Dolok Panribuan yang enggan disebutkan namanya dimedia ini, mengatakan terkait mahal dan langkanya pupuk bersubsidi telah menyengsarakan masyarakat tani. Sebab harga pupuk naik, namun harga jual murah. Tidak sesuai dengan perolehan hasil, beber warga, (TOM/KTN)

Bagikan :