MEDAN – Kliktodaynews.com|| Upaya pencegahan Tuberklosis (TB) semakin meluas di kota Medan, Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Medan menggelar skrining gratis di Taman Budaya Jalan Perintis Kemerdekaan Medan.
Peringatan Hari Tuberkulosis (TB) Sedunia di Kota Medan diisi dengan melakukan screening terhadap masyarakat yang kontak erat dengan penderita TB yang telah terdiagnosa seperti serumah, dan juga faktor lain seperti penderita HIV dan Diabetes Melitus (DM).
Kegiatan ini digelar di Halaman Taman Budaya Sumatera Utara (Sumut)
Dihadiri Kepala Dinas Kesehatan Kota Medan, dr Taufik Ririansyah, Kepala Bidang Pencegahan Dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes Medan, dr Pocut Fatimah Fitri, MARS, Kabid P2P Dinkes Sumut, Novita Saragih, Pimpinan sejunlah Rumah Sakit Swasta dan pemerintah, Kepala Puskesmas, klinik, dokter spesialis paru, dr Parluhutan Siagian, pengurus USAID bebas TB beserta sejumlah organisasi yang konsen terhadap TB.
“Pengendalian TBC di Medan kita sudah berkolaborasi dengan banyak pihak mulai pihak swasta, klinik, stakeholder, pemerintah provinsi Sumatera Utara, Kementerian. Bahkan dana screening saat ini kita dibantu oleh berbagai pihak. TBC ini seperti fenomena gunung es, kita harus serius menangani ini agar bisa bebas TBC di tahun 2030 mendatang,” kata dr Taufik Ririansyah.
Dikatakanya, saat ini pihaknya terus berupaya menangani TB dengan menemukan kasus lebih banyak lagi dengan melakukan screening di semua faskes. Kendati sebutnya capaian mereka sudah bagus namun, kedepan pihaknya terus melakukan lebih intensif dan lebih fokus lagi.
Berdasarkan catatan, penyebab seorang mengidap TB akibat berbagai faktor seperti penularan dan infeksi paru. Usia produktif paling banyak mengalami TB, sehingga pihaknya menegaskan harus betul – betul memberikan perhatian terhadap kasus TB.
Taufik mengimbau, agar semua masyarakat menjaga kesehatannya, perhatikan gizi dan berhati- hati dalam melakukan pekerjaan sehari-hari apalagi yang berpeluang tertular TB.
Di kota Medan, kasus TB masih menjadi masalah kesehatan utama karena merupakan penyakit menular yang sudah lama ada dan masih menimbulkan penularan kebanyak orang.
Diketahui, tahun 2023 pihaknya menemukan 14.098 penderita TB paru dimana setengah penderitanya adalah usia produktif.
“Sebagaimana penanganan standar penyakit menular lainnya, kasus tbc ini harus kita temukan bukan hanya pasif menunggu pasien yang datang berobat ke faskes kita harus secara aktif menelusuri resiko di masyarakat kemudian kita obati agar sembuh dan tidak menjadi sumber penularan lagi bagi lingkungannya.
Sementara itu, Ketua Panitia, dr Pocut Fatimah Fitri, MARS menjelaskan, pada peringatan Hari TB Sedunia 24 Maret 2024 lalu, selain digelar kegiatan seremonial, untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap TB juga dilakukan pelayanan langsung peningkatan kasus secara aktif dengan sasaran 150 orang yang terdiri dari kontak erat atau serumah dari penderita tb yang telah terdiagnosa.
“Faktor resiko lain seperti komorbit DM, HIV dan sebagian ada yang bergejala, selain itu juga memberikan penghargaan kepada institusi yang selama ini sudah terlibat mendukung pelayanan TB di kota Medan serta Talkshow yang diisi dari beberapa stakeholder. Sesuai dengan slogan TOSS TBC ‘Temukan dan Obati Sampai Sembuh TBC’. (SGH)