PEMATANGSIANTAR – Kliktodaynews.com Gerakan Rakyat Melawan (Gerilyawan) yang tergabung dari mahasiswa Universitas Simalungun USI, turun ke jalan berunjuk rasa dalam upaya memprotes segala bentuk aksi atau tindakan kekeraasan Karyawan PT TPL terhadap masyarakat adat.
Unjuk rasa tersebut juga merupakan aksi peduli mereka terkait pengerusakan lingkungan di seputaran kawasan danau toba yang dilakukan oleh pihak PT Toba Pulp Lestari (TPL), Sabtu (5/6) siang sekira jam 11.30 WIB.
Namun, sebelum membentangkan poster atau spanduk. Sempat terjadi ketegangan antara pihak pengamanan kampus dengan Alumni Usi. Bahkan ketegangan itu nyaris baku hantam, sehingga langsung dilerai Polisi.
“Kami tadinya mau masuk, untuk melihat aksi adik-adikan kita. Tapi dia (pihak pengamanan) tidak mengizinkan. Kami tanya alasannya apa, dia langsung ngamuk dan mau ngajak kami berantam,” Ujar Jonli Simarmata, alumni Usi.
Sementara, pihak pengamanan kampus berbadan tegap berambut cepak tetap ngotot menyuruh mereka keluar. Alasannya, karena alumni tersebut tidak ada hak untuk masuk kedalam kampus dan menganggap bukan sebagai alumni.
“Kau bukan alumni kau ya, ngapain kau bawak-bawak orang lain kemari. Ayo kita main yok, berani kelen main. Dimana kita main!,” tantang pihak pengamanan kampus yang terkadung emosi sambil mendorongnya.
Usai dilerai, sejumlah mahasiswa kembali menggelarkan spanduk. Kemudian menyampaikan aspirasi nya seraya melakukan long march sampai ketengah jalan hingga membagikan seleberan tuntutan mereka.
Dalam orasinya, mereka saling bergantian untuk tetap mendesak tutup PT TPL. Selanjutnya meminta aparat kepolisian harus adil dan tidak melakukan keberpihakan dengan kejadian intimidasi yang terjadi disana.
Saat aksi berjalan, salah satu Truk bermuatan kayu milik PT TPL yang melintas didepan mereka langsung dihadang paksah. Bahkan memanjat sampai ke bagian kabin atap Truk dan mengibarkan bendera hingga spanduk bertuliskan Tutup Toba Pulp Lestari.
Pasca kena hadang, sopir Truck merasa ketakutan, bahkan wajahnya terlihat pucat pasih karena yang menghadang berjumlah puluhan. Polisi pun tampak kewalahan dan tak bisa berbuat banyak, meskipun dilokasi terjadi kemacetan panjang.
Selain itu, mereka melakukan aksi teatrikal pakai kain ulos, yakni memperlihatkan aksi pengerusakan lingkungan oleh pihak PT TPL di kawasan danau toba. Aksi tersebut pun berakhir setelah sopir memperlihatkan surat jalan.
Koordinator Aksi Dofasep Hutahaean mengatakan, peserta aksi merupakan gabungan dari mahasiswa dan pemuda Kota Siantar. Sedangkan aksi yang digelar murni untuk membela kepentingan masyarakat Batak.
“Kita lakukan unjuk rasa damai terkait keberadaan TPL yang kami nilai meresahkan warga. Apalagi keberadaan TPL diduga merampas tanah adat serta melakukan kriminalisasi kepada warga yang menentang,” ketusnya. (YD/KTN)