Rasa masih seperti dalam mimpi, mendapatkan bantuan tempat tinggal dari RHS
Pematangsiantar – Kliktodaynews.com Tuah Ben Lihardo Saragih (46), putra bungsu almarhum St Absalom Kasianus Saragih Simarmata — akrab dikenal dengan panggilan St AK Saragih – yang mendapatkan kehormatan dapat bertemu dengan Radiapoh Hasiholan Sinaga – asal Tiga Runggu, Kecamatan Puba, pengusaha sukses pemilik puluhan perusahaan di Kepulauan Riau, Riau, Batam, Kalimantan dan daerah lainnya.
Ben Saragih menyampaikan, ikhwal pertemuan tersebut, dimulai masuknya panggilan telepon dari Pdt Japoltak Sipayung yang meminta kesediaan keluarganya menerima kehadiran seorang pengusaha dari Batam.
“Itu sebulan lalu, saya menerima telepon Pendeta Japoltak Sipayung, ketika disebutnya ada orang penting dari Batam mau bertemu, saya sudah bayangkan bahwa orang penting itu, adalah RHS. Saya nyatakan kami siap untuk menerima kehadirannya,” kata Ben Saragih, Rabu (25/11/2020).
RHS MEMENUHI JANJI
Ben Saragih mengakui, bahwa sejak tahun 2013, dirinya sudah sangat mengagumi Radiapoh Hasiholan Sinaga, bukan karena keberhasilannya dalam berbisnis, tetapi bagaimana pedulinya terhadap sesama.
“Bayangkan, RHS memberangkatkan – kalau tidak salah – 135 pendeta GKPS ke Jerusalem. Tidak hanya sebatas memberangkatkan, yang saya ketahui paspor seluruh pendeta itu, juga disiapkan, berikut uang saku. Sungguh luar biasa. Saya juga sudah dengar bagaimana RHS membantu fasilitas kendaraan roda empat untuk pendeta. Berikut cerita kesosialan RHS lainnya. Saya benar-benar mengaguminya dan kepengen ketemu,” kata Ben Saragih suami dari Sinar Rokayani boru Sinaga dan ayah dari tiga anak tersebut.
Pertemuan memang terjadi. Radiapoh Sinaga ditemani Pdt Japoltak Sipayung dan rombongan, sampai juga ke komplek Perumahan Guru Handayani.
“Kehadiran saya di rumah ini, karena rasa kagum saya kepada almarhum St AK Saragih. Tunjukkan dulu dimana kamar yang biasa digunakan almarhum untuk menciptakan lagu itu,” kata Radiapoh Sinaga.
Ben Saragih pun menunjukkan ruangan tersebut. Bagi RHS, terbersit perasaan yang cukup memprihatinkan, karena rumah dimana lahir ratusan lebih lagu rohani maupun lagu daerah, ternyata milik pemerintah, bukan rumah pribadi almarhum St AK Saragih.
Artinya, kapan diperlukan pemerintah, maka keturunan almarhum yang menempati rumah dinas itu, harus keluar. Lantas, dimanakah tempat tinggal menetap bagi keturunan almarhum, untuk membawa peninggalan kenangan dari almarhum St AK Saragih.
Menurut Ben Saragih, dalam pertemuan itu, RHS bertanya kepada istrinya, “Ito, apa yang selama ini kau inginkan.” Kemudian istrinya menjawab, “Saya merindukan dapat membuka salon, ito.”
“Saya datang untuk almarhum ya. Saya minta kalian carilah rumah agar ada tempat tinggal menetap untuk mengenang almarhum. Jangan jauh-jauh dari lingkungan ini. Dan, rumah itu juga, nantinya kalian bisa jadi tempat berusaha,” kata Ben Saragih mengulangi ucapan RHS.
PENCARIAN YANG MAKAN WAKTU
Pencarian rumah tersebut, tidak serta merta dapat. Butuh waktu yang cukup panjang. Ada beberapa lokasi pencarian, bahkan sampai ke wilayah Karang Sari. Sudah ditemukan, tetapi dinilai kurang cocok, karena terlalu jauh.
Pdt Bona Sinaga – kata Ben Saragih – yang banyak meluangkan waktu untuk pencarian rumah tersebut. Kemudian, sampailah di kawasan Tozai (masih di Siantar Sitalasari) Perumahan Damai Sejahtera, milik developer Toga Sidabalok yang dikenal dengan panggilan Tuan Takur.
“Ada rumah yang batal pembeliannya. Persis di sudut, dan nomor 1 pula. Saya sampaikan sama Pdt Bona Sinaga yang kemudian kabar itu disampaikan kepada RHS. Mendengar penjelasan itu, RHS meminta segera diambil,” kata Ben Saragih.
TIDAK ADA LAGI BEBAN PEMBAYARAN
Minggu, 22 Nopember 2020, Radiapoh Hasiholan Sinaga – yang sedang padat acara – meluangkan waktu untuk hadir di acara penyerahan kunci rumah kepada keluarga almarhum St AK Saragih yang diwakili Tuah Ben Lihardo Saragih didampingi istri Sinar Rokayani boru Sinaga dan ketiga anaknya, disaksikan Pdt Japoltak Sipayung dan Pdt Bona Sinaga serta beberapa pendeta dari luar Sumatera Utara yang kebetulan menghadiri acara Sinode Bolon GKPS.
Suasana gembira bercampur haru tergambar pada acara penyerahan kunci tersebut.
“Ini bentuk apresiasi saya terhadap almarhum St AK Saragih, yang banyak menciptakan lagu rohani atau lagu pujian untuk jemaat GKPS. Semoga bermanfaat bagi keluarga yang ditinggalkan almarhum, khususnya keluarga Ben Saragih,” kata Radiapoh Sinaga.
Sementara itu, Ben Saragih menyampaikan rasa sukur kepada Tuhan, dan terimakasih kepada Radiapoh Hasiholan Sinaga.
“Rasa masih seperti dalam mimpi, mendapatkan bantuan tempat tinggal dari RHS. Kami sangat berterimakasih, karena kami tidak dibebankan serupiah biaya untuk mendapatkan rumah tersebut, semuanya dibiayai RHS. Puji Tuhan…,” kata Ben Saragih.
PESAN KEPADA BEN SARAGIH
Pada pembicaraan sebelumnya, Radiapoh Sinaga menyampaikan pesan kepada keluarga Ben Saragih, agar meluangkan waktu untuk berdoa, menyampaikan rasa syukur dan terimakasih kepada Tuhan.
“Kami ditanya, apakah pernah meluangkan waktu untuk berdoa. Kami jawab tidak pernah. Kemudian dianjurkan agar kami meluangkan waktu berdoa pada malam hari, walau 10 menit saja. Itu yang harus dilakukan setiap hari, sebagai ungkapan rasa syukur dan terimakasih kepada Tuhan,” kata Ben Saragih mengulangi pesan Radiapoh Sinaga.
Kemudian, terhadap apa yang diterimanya dari RHS, Ben Saragih teringat akan pesan (pasu-pasu) orangtuanya, almarhum St AK Saragih.
“Ketika itu, bapak meletakkan tangannya di kepala saya dan mengatakan, jangan pernah takut, pergi pun nanti aku, akan bertambah-tambah rezekimu. Begitulah disampaikan bapak kepada saya,” kenang Ben Saragih. (TIM/KTN)