Sambut Hari Pangan Internasional Masyarakat Nantinggir Tanam Hamijon

Kelompok Adat Masyarakat Adat Natinggir, Serikat Tani Toba dan KSPPM
Bagikan :

Toba-Kliktodaynews.com Sambut hari pangan Internasional Masyarakat Adat Natinggir bersama Serikat Tani Toba dan KSPPM adakan penanaman bibit di Huta Natinggir.Kamis(12/11/2020).

Kegiatan ini sebenarnya jatuh pada tanggal 16 Oktober setiap tahunnya, namun untuk digelar pada hari ini sekaligus mengingat perjuangan masyarakat adat Natinggir Pomparan Op. Raja Nasomalo Marhohos Pasaribu Natinggir baru saja mengalami Tindakan represif dari pihak security PT. Toba Pulp Lestari, Tbk 9 Oktober 2020 yang lalu.

Kegiatan dimulai dengan ibadah selanjutnya kata sambutan mewakili Serikat Tani Toba Sammas Sitorus, perwakilan masyarakat adat Natinggir A. Riko Pasaribu, kemudian Kelompok Tani Janji Maria dan mewakili KSPPM Iwan Nando Samosir sekaligus membuka serangkaian acara diskusi.

Dalam sambutannya Sammas Sitorus mengatakan apa yang dirasakan oleh masyarakat adat Natinggir adalah proses perjuangannya. Serikat Tani Toba senantiasa mendukung perjuangan yang dilakukan oleh masyarakat adat Natinggir. Saat ini, masyarakat adat pomparan Op. Nasomalu Marhohos bergabung dalam keluarga besar Serikat Tani Toba.

Riko salah satu masyarakat adat Natinggir menyampaikan rasa terima kasih kepada KSPPM yang telah mendampingi dalam perjuangan dan Serikat Tani Toba yang telah meluangkan waktunya untuk hadir ke dalam acara ini sebagai bentuk solidaritas. Dengan adanya acara ini, masyarakat adat Natinggir merasa menjadi lebih semangat dan perjuangan kami tidak sendiri melainkan didukung oleh teman teman yang berasal dari beberapa kecamatan yang ada di kabupaten Toba.

Iwan Samosir menjelaskan bahwa hampir semua kelompok yang didampingi oleh KSPPM memiliki konflik dengan PT. TPL. Maka dari itu dengan bergabungnya kelompok masyarakat adat pomparan Op. Raja Nasomalo Marhohos ke ST Toba, semakin memperbesar dan memperkuat gerakan. Selain itu pentingnya tanah sebagai sumber kehidupan serta identitas masyarakat adat Batak secara luas. “Jika tidak ada tanah, tidak ada tanaman, maka jika tidak ada tanaman, tidak akan ada kehidupan” katanya.

Dalam diskusi singkat ini kelompok-kelompok tani dihimbau untuk untuk menyebarluaskan kabar baik ini supaya khalayak luas dapat melihat bahwa perjuangan masyarakat adat Natinggir telah didukung dan banyak yang bersimpati.

Kegiatan diisi dengan penanaman bibit kemenyan sebagai simbol kedaulatan masyarakat adat Natinggir dan bentuk pendudukan Kembali tanah yang menjadi hak mereka dan supaya kelak anak cucu dari masyarakat adat natinggir mempunyai kehidupan dan masa depan khususnya yang tinggal di desa.

Sumber : Serikat Tani Toba

Editor : Rudi Samosir

Bagikan :