Dua Pabrik Karet Di Perdagangan Diduga Buang Limbah Ke Sungai Bahbolon

Bagikan :

Perdagangan-Kliktodaynews.com Dua pabrik karet di Kota Perdagangan Diduga salah satu penyumbang limbah ke sungai Bahbolon,sebab saluran pembuangan limbahnya menjurus ke sungai.kedua pabrik tersebut adalah Pabrik PT.Sentang Raya Indonesia(SRI) dan PT.Pantja Surya.

Selama ini, bau melalui udara tetap saja tercium oleh warga, dan dianggap itu hal biasa, namun limbah bekas cucian bahan mentah karet dengan zat kimia ini hal yang berbahaya.

Greta H(48) warga perdagangan mengatakan bahwa aroma bau yang keluar dari bahan baku pabrik tersebut sangatlah bau dan itu setiap hari kami hirup, lebih menyengatnya saat pagi hari dan malam hari. “Kami berharap kepada pemerintah pabrik-pabrik ini segera dipindahkan ke lokasi kawasan industri yang ada, masa kawasan Industri KEK Sei Mangkei disiapkan melalui program pemerintah tapi pabrik masih saja bandel untuk pindah kelokasi yang disediakan, ” Harapnya.

Hal ini dikatakan direktur Lingkar Rumah Rakyat Indonesia Joel Sinaga, Senin(29/4/2019) pukul 10.00 wib di kantornya Jalan Sandang Pangan Ujung Perdagangan III Kecamatan Bandar Kabupaten Simalungun. “Saya minta pihak Dinas Lingkungan Hidup jangan hanya menjadikan pabrik-pabrik yang ada di Kabupaten Simalungun menjadi mesin ATM, jika benar bahwa sistem limbah mereka memenuhi standar Baku Mutu, publikasikan kemasyarakat, jangan hanya lisan, bahwa mereka memiliki sistem pengolahan limbah, dan standarnya sudah baku mutu, dari mana kami masyarakat dapat menguji kebenaran itu, orang sistem pengolahan limbahnya tidak dapat dilihat lansung, dan itu tertutup berada didalam pabrik, paling saluran pembuangannya yang dapat kami lihat di sungai, ” Katanya.

Dijelaskan nya”kita sudah ambil sampel air kedua pabrik, saya mau buktikan perkataan humas pabrik dan orang DLH Simalungun yang selalu mengatakan air limbahnya baku mutu, saya akan uji ini dilaboratorium kimia USU, jika dugaan kita terbukti kita akan kerja sama dengan Walhi dan Greenpeace surati persoalan ini sampai ke perdagangan karet penerima bahan mentah dari kedua pabrik ini di Singapura,agar mata dunia mengetahui bahwa pabrik tersebut tidak ramah lingkungan, “jelas Joel.

Pihak pabrik hingga hari ini tidak dapat di temui, untuk konfirmasi terkait hal ini.

Demikian halnya dengan Kepala Dinas Lingkungan Hidup Misliani, terkait hal ini tidak dapat dihubungi, dan telepon celularnya tidak aktif. (NATA/KTN)

Bagikan :