Serbelawan – Kliktodaynews.com YOUVANRY Aldryansyah Purba alias Yovan (21) warga Komplek SD Negeri 2 (091588) Serbelawan jalan Sisingamangaraja Perluasan Timur Kelurahan Serbelawan Kecamatan Dolok Batu Nanggar Kabupaten Simalungun, meregang nyawa dengan menggenaskan lantaran dianiaya secara sadis oleh 6 orang di Perumahan ‘Executive Cendana’ PT Bridgestone Sumatera Rubber Estate (BSRE) Dolok Merangir Kecamatan Dolok Batu Nanggar Kabupaten Simalungun Provinsi Sumatera Utara, Minggu dini hari (27/12/2020) lalu sekira pukul 00.40 WIB.
Yovan di aniaya pemilik rumah HN alias Husni (41) Manager Engineering di PT BSRE beserta 2 anaknya IM alias Im alias Ma (15) dan MAR alias Al alias Rid (16) dibantu 3 petugas Security (Centeng/Satpam) HSD alias Hen alias Een (37), HS alias Hen alias Put (36) serta SAPL alias Son alias Ade alias Bud, lantaran kepergok di duga melakukan pencurian di rumah sang Manager saat penghuni baru tiba dari Medan.
Seiring berjalannya waktu dalam proses penyelidikan dan penyidikan oleh Sat Reskrim Polres Simalungun terhadap ke-6 orang yang telah ditetapkan sebagai tersangka pelaku aniaya anak ke-2 pasangan suami istri Ali Shahyadi Purba dan Sumarni ini, Humas Polres Simalungun menyiarkan rilis berjudul:
“Sosok Youvanry Purba Korban Penganiayaan di Komplek Cendana PT.Bridgestone yang di Tuduh Mencuri”, hasil wawancara langsung dengan ibu korban Jumat (08/01/2021) sekira pukul 11.33 WIB
DIujung paragraf satu (1), Humas menulis, “….Kematiannya Menyisakan Tanda Tanya Besar”.
Benar. Tragedi penganiayaan berujung maut ini melahirkan tanda tanya diwarnai asumsi (dugaan) khususnya warga sekitaran Kecamatan Dolok Nanggar yang mengenal dekat sosok korban. “Kog dia (Yovan) tau rumah itu kosong? Komplek Cendana lingkungan tertutup dan di kawal ketat oleh petugas Security. Kog bisa Security kebobolan? Ada apa dengan security? Demikian pertanyaan beberapa netizen kepada penulis.
Kembali ke sosok Yovan sesuai rilis yang disiarkan Humas. Menurut ibu korban, Sumarni, anaknya (Yovan) memiliki kelainan atau gangguan kejiwaan, “gimana seperti orang gila itu,ya sudah mengalami seperti itulah dia. Setahun belakangan ini dia sudah sedikit berubah (Membaik), cuma dia tidak pernah mau keluar rumah lagi. didalam rumah saja sama kami. Di suruh pangkas nggak mau. Tidak mandi sampai berminggu-minggu. Cakap (bicara) kurang mau lah dia untuk bicara”. Terangnya dengan pandangan mata memancarkan kesedihan.
Cerita Sumarni lagi. Youvandry semasa hidupnya mengalami gangguan kejiwaan selama 3 tahun terakhir ini, Karena keterbatasan biaya hidup, keluarga tidak mampu membawanya berobat ke yayasan rehabilitasi untuk menyembuhkan gangguan jiwanya.
Hanya sebatas konseling ke klinik atau dokter saraf dan hanya mampu mendapatkan obat obatan dari resep dokter.
Dari situ ada sedikit perubahan di banding sebelumnya setelah mengkonsumsi obat dari resep dokter.Namun tidak sembuh total, tetap saja kejiwaannya naik turun (labil). Kadang mau dikasih obat kadang tidak. Jika merasa demam, Youvanry mau diberi minum obat resep dokter tersebut.
Lanjut Sumarni. Ketika malam kejadian itu tidak memiliki firasat apapun mengenai anaknya. Ketika Youvanry keluar rumahpun tidak permisi atau bicara apapun sebab seperti kebiasanya sehari-hari, Yovanry hanya nenghabiskan waktu dengan mendengarkan musik dikamar tidurnya dengan volume suara yang kuat dan bising.
Menurutnya Sunarni. Ketika mendengarkan musik dengan suara yang kuat dan bising Youvanry terlihat tenang, lalu ada hal yang sangat disukai Youvanry semasa hidupnya, Sepeda Motor Honda Cup tahun 70,
Almarhum suka dengan sepeda motor bututnya tersebut. Setiap hari mengendarai sepeda motor butut hanya berkeliling di depan rumah.
“ya nanti kalau keluar dari pintu rumah, hidupkan kereta (sepeda motor) ya hanya depan rumah ini aja. Sekali sampai dua kali keliling depan rumah,ya udah berhenti dan masuk rumah lagi”. Terangnya sembari menirukan suara sepeda motor tersebut.
Youvanry. Sejak mengalami gangguan kejiwaan membuat keluarga terpukul, untuk bicara saja tidak mau. Bahkan ketika teman temannya datang untuk mengajak bermain, sekalipun dia tidak pernah mau.
Pernah suatu saat.Kata Sumarni. Youvanry keluar dari rumah dan pergi ke Siantar berjalan kaki. Sudah lama sekali itu Pak waktu dulu lah. Keluar dari rumah jam sembilan malam jalan kaki ke Siantar bawa tas ransel. Isi tasnya buku buku bekas, atlas, buku Yasin kecil, foto foto buleknya (tante).Pokoknya buku buku yang sudah nggak penting-penting lagi lah Pak”. Ungkap Sumarni
Dari cerita yang dikisahkan ibunya,bahwa almarhum semasa hidupnya tidak pernah mengganggu orang lain meskipun dalam kondisi mengalami gangguan kejiwaan, bahkan tidak mau berinteraksi atau berkomunikasi dengan orang lain.
Dengan mata berkaca-kaca dan sedih,Sumarni shock. Tidak menyangka insiden yang menimpa anaknya dan berharap mendapat keadilan
“Saya minta keadilan lah pak buat anak saya dan hukuman yang setimpal (buat pelaku).
Anak saya itu bukan binatang atau hewan. Sekalipun kalau dia mencuri,tidak sepantasnya mereka mencabut nyawa anak saya. Harapan kami berikanlah keadilan kepada kami supaya anak kami tenang dialam sana. Kalaupun katanya dia maling, ya seharusnya serahkan ke pihak berwajib karena Negara kita ini Negara hukum”. Tandas Sumarni
Apalagi saya dengar pelaku seorang Manager, pasti pikirannya sudah cerdas. Minimal pendidikannya itu tinggi. Dimanalah hati nuraninya itu,anak saya yang masih muda dihabisi, dikeroyok diborgol ditambah lagi saya dengar secruity membantainya,dimanalah hati mereka? Apa mereka nggak punya anak? Sedangkan kita aja mau motong hewan ada tata caranya. Kita ada kasihan sama hewan terluka. Ini manusia loh. Jadi saya mohonlah keadilan agar dihukum sesuai perbuatannya”. Ungkapnya (rel)
editor: ALDY/KTN