Oleh : Rudi Rajali
Pematangsiantar-Kliktodaynews.com
Gejolak peredaran narkoba di Kota Pendidikan Pematangsiantar sudah level akut. Selain, konsumerisnya sudah tinggi, para pengedarnya juga tidak kalah banyak. Sampai-sampai predikat Kota Pendidikan sebentar lagi berganti menjadi Kota Koboi. Semua ada, Narkoba, Judi, Diskotik dan Prostitusi.
Beberapa windu akhir ini, gejolah buka tutup bukan hanya dilakukan pemerintah terkait mudik. Bandar Narkoba alias BD istilah keren dikalangan syaraf otak, juga terjadi. Sebab, gejolak pertentangan narkoba antara anti narkoba dan sepakat narkoba serta antara pertarungan bisnis BD satu dengan lainnya terjadi. Itu menyebabkan buka dan tutup.
Ada dua lembaga yang memiliki kewenangan pemberantasan Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiftif disebut Napza di Kota Pematangsiantar. Pertama Polisi dan kedua BNN. Selain itu, ada banyak penggiat atau istilah BNN Relawan Anti narkotika terbentuk di kota ini.
Semua direbak kebingungan, apa sebenarnya menyebabkan peredaran bisnis tersebut sangat signifikan.
Beberapa penggiat anti Napza mengatakan, sudah cukup banyak utang budi dana narkotika bagi petugas di Kota ini. Penggiat lain mengatakan pelaku bisnisnya juga dari petugas, sehingga kita menyaksikan di kota ini belum menjelang satu tahun, petugas menangkap petugas terindikasi peredaran Napza.
Lebih keras lagi mengatakan, ada petugas yang memelihara bisnis tersebut.
Timbul menjadi pertanyaan dikalangan masyarakat, apakah petugas memiliki sampingan dana masuk salah satunya dari utang budi dimaksud? Atau memang petugas bukan menjadikan mereka rusa (informan) melainkan petugas menjadi informan BD, sehingga tak jarang ketika salah satu warga memberitahukan lewat SMS, WA dan lainnya kepetugas, si BD bisa tahu bahwa kita yang melaporkan?
Ini darurat Narkoba!!!! Belum lama ini terjadi tersangka pengedar di Kejaksaan Negeri Pematangsiantar berubah menjadi penguna dan surat rehab yang dikeluarkan BNN Kota menjadi dasar jaksa tersebut untuk merehab pengedar, yang berbuntut pencopotan jaksa tersebut.
Ini dararut narkoba!!! Stigma rakyat takut akan narkoba bahkan lebih takut rakyat melihat Bandar Narkoba daripada Polisi (petugas) perlahan sudah terjadi, dan polemik keluarnya selembar surat di BNN Kota dihargai 100 juta untuk terduga pengedar narkoba pada gejolak di Kejaksaan Kota , menjadikan issu narkoba layaknya koboi menunggang kuda.
Ini darurat narkoba!!! Bagaikan sapu ijuk dirumah, jika digunakan menyapu , dan sapu digunakan kotor maka ruangan yang kita sapu tetap kotor bahkan tambah kotor bukannya bersih.
Pernah dalam sebuah cerita analisa sosial gerakan masa 1998-1999 jika sebuah kampung dihuni 500 orang penduduk, dan masuk seekor harimau memangsa warga, beberapa warga mengeluarkan asumsi, mari kita ungsikan seluruh warga. Sebagian warga lagi mengatakan bukan puluhan warga yang kita ungsikan, melainkan seekor harimau ini yang perlu kita esekusi sehingga ratusan warga kita selamat.
Analogi ini baik untuk di jadikan pedoman bagi petugas di Kota Pematangsiantar. Jangan tanam penyesalan yang berujung pada regenerasi bangsa kita, yang nantinya akan kita lihat dipenghujung hidup kita dengan penuh tangisan terisak isak.
Belum ada penelitian didunia mengatakan Napza itu baik dan mencerdaskan kehidupan berbangsa jika digunakan, melainkan hanya bagus digunakan untuk pasien dalan dunia kesehatan.
Dari tulisan diatas perlu gerakan serius petugas keamanan khususnya di Kota Siantar untuk menangkap dan menutup akses masuknya Narkoba ke para Bandar tersebut.
Narkoba yang beredar di Kota jenis sabu-sabu, ganja dan pil ekstasi sebab, sebab, ada arena yang disebut Tempat Hiburan Malam (THM) di Kota Pendidikan ini. Dan tidak jarang mereka menggunakan petugas dalam segala aktifitas keamanannya.
Keseriusan, dalam menegakkan NKRI sebenarnya ini , serta kordinasi dengan pimpinan setingkat diatasnya bahkan pusat untuk meminta bantuan personil jika diragukan personil yang ada bak terkontaminasi dana stabil (lansam) lebih baik, daripada kemudian hari tidak ada lagi rakyat yang dapat diajak bicara menjaga NKRI dan Persatuan Bangsa.
Perlu diingat sejata narkoba lebih efektif harcurkan cara berpikir generasi muda. Semoga para bandar narkoba yang tidak perlu disebut namanya sebab, petugas Jalan Sudirman dan Jalan Sukadame Parluasan sudah tahu, segera ditangkap dan segera menyetop jalur masuk peredaran tersebut.