Nikmatnya Secangkir Kopi Alamiah Ala Pondok kreatif

Bagikan :

Pematangsiantar-Kliktodaynews. Com Nikmatnya kopi alamiah khas pondok kreatif, menambah rasa edukasi tentang kopi olahan manual.

Pondok kreatif Jalan menuju siabal-abal Kelurahan Tomuan ini, mengungkap sejuta tentang kopi.

Kopi rosebeen asal Parsoburan yang di roasting manual oleh Ferry Panjaitan salah satu penggiat kopi Pondok Kreatif ini, tidak kalah nikmat dengan roasting ala teknologi canggih.

“Roasting atau gonseng kopi bukan letak pada kecanggian alatnya, namun, ketelitian kita menggongsengnya, lalu benar menjaga temperaturnya. Kalau kita kilas balik kebelakang umur orang tua kita dahulu relatif panjang, dengan ketidak tersediaan teknologi. Semua umumnya diciptakan manual dengan bantuan alam yang ada. Sehingga makanan konsumsi mereka relatif berprotein tinggi. Sehingga menciptakan tubuh mereka kuat dan sehat. Sama hal nya dengan kopi saat ini dengan dulu juga demikian. Kopi dulu sehat dan sekarang manual itu kita jadikan untuk menyajikan kopi yang nikmat dan sehat, ” Ucap Ferry.senin(28/20/2019) sambil menikmati kopi di Pondok bersama komunitas

“Dari mulai tahapan memetik, hingga menjemur, lalu mengriender dan seduh kita ciptakan benar manual, sehingga menghasilkan cita rasa tinggi. Sehingga bukan berarti kalau alat kita canggih otomatis kopi kita lebih nikmat tidak. Hanya saja penyajian lebih cepat. Namun, kenikmatan boleh kita bersaing, ” Tambah Ferry.

Senada dengan way panggilan akrab seorang barista kopi ini mengatakan hari-harinya menjemur kopi dengan beberapa pola, dari jemur biji yang sudah dikulit(kupas), tidak dikulit, hingga pemisahan biji kopi jantan dan betina yang dipercaya juga meningkatkan stamina.

“Pola penjemuran juga mempengaruhi tingkat kenikmatan kopi. Baik jemur tingkat panas matahari tinggi ataupun rendah, ” Katanya.

Demikian halnya dengan Lambok salah satu mahasiswa yang kini menekuni pertanian kopi ini menjelaskan bahwa dirinya sudah memiliki tanaman kopi dengan umur 5 bulan, berharap 2 tahun lagi sudah menghasilkan.

“Saya berharap para petani kopi tidak mendistribusikan kopinya secara instan atau cepat dengan harga yang relatif rendah sebab ketidakfahaman nya tentang kopi. Kopi saat ini menjadi kuliner dunia, dengan berbagai macam sajian nya. Sehingga diperlukan perubahan budaya dan karakter petani dalam pengelolaan kopi sehingga petani benar-benar menerima hasil sesuai yang diharapkan, lewat edukasi kopi. Untuk itu maka kita membangun Pondok kreatif ini, ” Jelasnya.

Selepas itu, merekapun pergi ke Humanitas Siantar adakan pameran sekaligus memperingati Hari Sumpah Pemuda. (RS/KTN)

Bagikan :