MEDAN – Kliktodaynews.com|| Dinas Kesehatan kota Medan intensifkan upaya pencegahan stunting dengan Intervensi Serentak di Posyandu dengan melakukan pengukuran.
Kegiatan ini menargetkan ibu hamil, balita, dan calon pengantin sebagai bagian dari langkah preventif untuk menurunkan angka stunting.
Kadis Kesehatan Kota Medan, dr. Taufik Ririansyah, M. K. M menjelaskan bahwa kegiatan ini merupakan bagian dari intervensi serentak yang dilakukan di seluruh Indonesia.
“Di Sumatera Utara, pencanangannya dihadiri oleh PJ Gubernur melalui zoom meeting. Kami melakukan pendataan, penimbangan, pengukuran, edukasi, verifikasi, dan intervensi bagi seluruh ibu hamil, balita, dan calon pengantin,” ujarnya saat meninjau kegiatan Posyandu Akasia, di Kelurahan Helvetia Timur, Senin (10/6/2024).
dr. Taufik mengungkapkan bahwa di Medan, kegiatan ini melibatkan total 1.306 Posyandu yang tersebar di seluruh kota.
“Target kami adalah 100 persen, berharap semua bisa dicatat, ditimbang, didata, dan diintervensi,” tambahnya.
Kegiatan ini tidak hanya melibatkan penimbangan dan pengukuran, tetapi juga intervensi spesifik seperti pemberian makanan tambahan dan rujukan.
“Kami juga melakukan sistem jemput bola untuk memastikan tidak ada yang terlewat, bekerja sama dengan pemerintah setempat, Kepling, dan kelurahan,” kata dr. Taufik.
Sementara itu, Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan Kota Medan, dr. Helena Rugun Nainggolan, MKT menambahkan bahwa beberapa kecamatan di Kota Medan sudah mencapai nol kasus stunting. “Ada beberapa kecamatan yang tidak memiliki kasus stunting sama sekali. Saat ini, di seluruh Kota Medan hanya ada 208 kasus stunting dari populasi sekitar 2,5 juta orang,” ungkapnya.
dr. Helena juga menyampaikan bahwa pada tahun 2020, angka stunting di Medan mencapai 19,9% berdasarkan data SSGI, namun telah menurun menjadi 5,8% pada akhir tahun 2023. “Kami terus berupaya untuk menurunkan angka stunting hingga nol,” tambahnya.
Kegiatan ini menunjukkan komitmen Kota Medan dalam mendukung target nasional untuk menurunkan angka stunting di bawah 14%. Dengan intervensi yang terus dilakukan, diharapkan risiko stunting dapat diminimalkan, memastikan generasi yang lebih sehat dan berkualitas di masa depan.
Sementara itu angka stunting di tahun 2020 tercatat 19,9%, tahun 2021di angka15,4% dan diakhir tahun 2023 turun kembali menjadi 5.8%.
Saat ini locus stunting juga sudah mengalami penurunan dari 90 menjadi 50. Harapannya di akhir tahun 2024 angka stunting menjadi zero (nol). (SGH)