Opini: Lunturnya Akhlak Mulia Pelajar Masa Kini

Laila Afrida Aini Batu Bara- FITK-PAI-2017
Laila Afrida Aini Batu Bara- FITK-PAI-2017
Bagikan :

Medan – Kliktodaynews.com Disini, saya ingin mengajak untuk menelisik lebih dalam bagaimana peranan akhlak dalam dunia pendidikan. Seperti yang kita tahu, ada banyak pengertian dari akhlak yang kemudian menjadi salah satu mata pelajaran wajib dalam Pendidikan Agama Islam.

Akhlak sendiri, sebenarnya berasal dari kata khuluk yang berarti tingkah laku, perangai atau tabiat. Sedangkan secara terminologi, akhlak adalah tingkah laku seseorang atau sekelompok orang yang didorong oleh suatu keinginan yang nyata untuk melakukan suatu perbuatan. Imam Al-Ghazali memiliki pengertian sendiri mengenai akhlak ini.

Beliau mengatakan bahwa akhlak merupakan tingkah laku yang melekat pada diri seseorang yang memicunya untuk melakukan suatu perbuatan yang baik tanpa mempertimbangkan pikiran terlebih dahulu. Ibaratkan sebuah mesin kendaraan yang mengatur jalannya kendaraan tersebut agar tak salah arah, tersesat, apalagi sampai rusak. Maka begitulah akhlak, sebuah sistem tatanan yang mengatur tindakan dan pola sikap manusia dalam menjalankan kehidupan sehari-hari.

Akhlak menyebabkan terjadinya hubungan manusia dengan penciptanya. Entah akan menjadi hubungan yang baik atau buruk, tergantung bagaimana manusia dalam mengaplikasikannya. Akhlak juga yang mengatur hubungan manusia dengan manusia, maupun hubungan manusia dengan alam semesta.

Akhlak dalam Islam terbagi menjadi dua yakni akhlakul karimah (akhlak terpuji) dan akhlakul mazmumah (akhlak tercela). Akhlakul karimah atau yang lebih dikenal dengan akhlak terpuji adalah akhlak yang sebenarnya harus dimiliki oleh setiap ummat Muslim.

Sebagai contohnya: jujur, sopan, sikap rela berkorban, sopan santun, tawakkal dan sebagainya. Namun kali ini, saya tidak ingin menjelaskan secara detail mengenai akhlakul karimah (akhlak terpuji). Akan tetapi, saya ingin menelisik, mencoba masuk kedalam ruang yang katanya sedang tidak baik-baik saja. Yang sebenarnya menjadi salah satu penyebab munculnya konflik dan permasalahan dalam dunia pendidikan kita, pelajar yang menjadi harapan bangsa dan negara.

Ketika seorang anak yang sedari kecil telah diajarkan kepribadian yang baik, maka kepribadian itu akan tertanam dalam dirinya sampai ia dewasa. Ia akan memiliki akhlak yang mulia sama seperti yang dicontohkan oleh orang tuanya. Jika sedari kecil anak diajarkan untuk terbiasa hidup sopan santun, jujur, berbakti kepada orang tua, dan lain-lain, maka sifat-sifat itulah yang akan ia aplikasikan dalam kehidupannya. tak terpungkiri bahwa orangtua pasti menginginkan anaknya berakhlak mulia. Walaupun orang tuanya bisa dikatakan sering melakukan maksiat dan memiliki akhlak yang kurang baik, namun ia tentu tak menginginkan anaknya sama seperti dirinya. Ia pasti menginginkan anaknya tumbuh menjadi pribadi yang lebih baik. Tak jarang, orang tua yang seperti ini, mempercayakan anaknya untuk diasuh oleh orang lain dengan memberikan upah atau bayaran agar anaknya bisa belajar dan berkembang sesuai dengan yang ia harapkan. Ibaratkan menanam bibit bunga, jika sedari kecil bunga itu kita rawat dengan baik, maka ia akan tumbuh menjadi bunga mawar yang indah. Namun sebaliknya, jika kita tak pernah merawat serta memperhatikannya, maka ia tak akan tumbuh dengan baik dan tak enak dipandang mata.

Beberapa waktu yang lalu, kita sempat dikagetkan dengan beberapa peristiwa berita yang tak enak didengar telinga. Seorang murid yang dengan lancang telah memukul bahkan memalukan gurunya sendiri dihadapan siswa-siswa yang lainnya. Bukannya murid tersebut merasa bersalah dan langsung meminta maaf, malah ia merasa bangga akan kelakuannya tersebut.

Televisi kemudian memunculkan berita yang tak kalah meresahkan. Kita kembali dikagetkan dengan siswa SD yang melakukan pelecehan sesksual terhadap teman sekelasnya. Sungguh disayangkan, inilah kenyataan yang sebenarnya pahit, yang saat ini tengah menimpa pendidikan kita, khususnya para pelajar muda.

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di zaman modern saat ini sangat berdampak pada kondisi kehidupan manusia. Membawa perubahan baik positif maupun negative. Berdampak positif karena telah menjanjikan kemudahan bagi para pelajar terkhusus dalam hal pendidikan. Dan berdampak negatif ketika anak (pelajar) terpengaruh oleh hal-hal yang dapat merusak akhlak atau moralnya. ketika sebuah aplikasi yang hits belakangan ini dengan mudahnya telah memutus urat malu para pelajar muda. Ketika sebuah perbuatan yang tak sesuai dengan norma agama dilakukan semaunya. Yang mereka fikirkan hanyalah bagaimana meraih kesenangan dan kenikmatan semata. Namun sama sekali tak memikirkan yang akan terjadi setelahnya. Mereka begitu bangga melakukan perbuatan tercela yang tanpa sengaja, telah menggadaikan akhlaknya. Bahkan mereka sampai lupa bagaimana menghormati orang yang lebih tua.

Kembali kepada tujuan dari pendidikan ilmu agama yakni mendidik jiwa dan akhlak manusia. Pendidikan Islam memiliki kaitan yang sangat erat dengan pendidikan akhlak. Tidak akan bermakna seorang manusia apabila ia tidak memiliki akhlak, Oleh sebab itu, begitu penting untuk mengajarkan kepada anak tentang pendidikan akhlak sejak ia masih kecil. Agar ketika ia sudah besar, maka ia tidak dengan mudah mengikuti perkembangan zaman yang akan berdampak negatif dalam dirinya.

Maka, dari penjelasan diatas, ada baiknya kita mengetahui cara atau upaya yang bisa dilakukan dan diperhatikan oleh orang dewasa agar anak dapat menerapkan akhlak terpuji, beberapa diantaranya adalah: Dimulai dari orang tua. Untuk selalu membimbing dan memperhatikan perkembangan anaknya. Orang tua harus menjadi suri tauladan yang baik bagi anaknya. Agar ia menjadikan orang tuanya contoh dalam kehidupan sehari-harinya. Ketika orang tua dengan sungguh-sungguh untuk membimbing anaknya, maka usaha yang ia lakukan tak akan sia-sia. Karena seperti yang saya katakana diawal, mendidik anak ibarat kita merawat sebuah tumbuhan sedari ia kecil.

Seorang anak harus diajarkan ilmu tentang akhlak. Orang tua harus sabar memberikan pengajaran yang berkaitan dengan pendidikan akhlak kepada anak. Alangkah lebih baik jika anak-anak di sekolahkan di tempat yang menjunjung tinggi nilai-nilai islam.

Orang tua harus memperhatikan dimana anaknya menempuh pendidikan. Karena lingkungan juga sangat berpengaruh dalam perkembangan akhlak dari seorang anak. Oleh sebab itu, memilih teman dan lingkungan pergaulan yang baik untuk anak juga merupakan hal yang penting.

Sebagai orang tua, sebaiknya jangan terlalu memberikan kebebasan terhadap anak. Anak harus lebih banyak menghabiskan waktu dirumah dengan kegiatan positif dibandingkan dengan diluar yang tidak diketahui pasti kegiatannya. Seorang anak harus memahami apa tujuan dari akhlak tersebut. Ia harus mengetahui untuk apa ia dibesarkan. Sehingga ketika ia sudah paham akan hal itu, maka akan menempah dirinya sebagai makhluk yang lebih tinggi dan sempurna dengan akhlak. Yang membedakannya dari makhluk-makhluk lainnya. Ia akan terus berusaha menciptakan hubungan yang lebih baik kepada Tuhan yang telah menciptakannya, Allaah Subhanhu Wa Ta’ala.

Insyaa Allah, setelah kita melakukan hal tersebut, diharapkan anak-anak sebagai pelajar masa kini bisa lebih baik dengan akhlak mulia yang mereka miliki. Semoga tulisan ini membawa manfaat untuk para pelajar muda. Saya tutup opini ini dengan Sebuah kalam yang tak lekang dimakan zaman.

“Kalian adalah ummat terbaik yang dilahirkan ke tengah-tengah manusia agar kalian memerintahkan kebajikan dan mencegah kemungkaran sementara kalian beriman kepada Allah (Q.S. Ali Imran:110). Wallaahu a’lam bishowab.

(Laila Afrida Aini Batu Bara- FITK-PAI-2017) KKNDR 25 UINSU 2020

(RED/KTN)

Bagikan :