BATU BARA – Kliktodaynews.com|| Warga Semarang Provinsi Jawa Tengah, ” Khinayatul Saniyah pekerja migran ilegal (PMI) korban penampungan agen di Batu Bara. Hal itu diungkapkan Khinayatul Saniah, saat diamankan di Mapolres Asahan, Jumat (7/1/2022) menuturkan dirinya salah seorang dari rombongan 52 Tenaga Kerja Indonesia (TKI) ilegal mengaku sempat ingin mengikuti kapal pembawa TKI Ilegal yang tenggelam di perairan Malaysia tersebut.
Ia sempat ingin menyebrang dengan kapal tersebut,
” Kami lari karena kabarnya mau digrebek.
Kalau nggak ya mungkin saya, suami dan anaknya ikut tenggelam,” katanya.
“Kejadian yang di Batu Bara itu saya satu penampungan,” akui Saniyah.
Di penampungan ada yang memberikan informasi, bahwa ada penggerebekan, iapun lari bersama dengan suami dan anaknya.
“Kami lari pak, saya tidak bawa apa-apa, hanya sehelai kain ini saya pakai tidak menggunakan apa-apa.
Kami lari terus dan pindah rumah.
ini lari lagi. Sehingga kami dilepas begini saja,” katanya.
Ia mengaku, saat itu dia diarahkan untuk mengikuti agen-agen TKI ilegal.
” Udah itu kamu ikut ini, ikut itu. Tapi tidak tahu kami kemana,” katanya.
Ia mengaku, saat itu uangnya sudah diambil oleh agen sehingga dirinya tidak memiliki uang sedikitpun di kantongnya.
“Kalah kami uang dipegang semua pak.
Kami tidak memiliki uang.
Sehingga kami pinjam sana pinjam sini,” ujarnya.
Ia mengaku dalam keberangkatan itu telah menghabiskan uang Rp 15 juta untuk dirinya, Suami dan anaknya.
“Anak saya Rp 3 juta, saya dan suami masing-masing Rp 6 juta,” jelasnya.
Ia mengaku uang-uang tersebut digunakan untuk membayar penyeberangan dan membayar petugas keamanan di Indonesia dan Malaysia.
Sementara, AKBP Putu Yudha Prawira, Kapolres Asahan mengaku tidak ada menerima upeti dari kejadian tersebut.
“Kami bersama Lanal TBA menjamin tidak ada sangkut paut dengan TKI ilegal.
Kami melakukan penangkapan dikarenakan bukti nyata kami untuk memberantas mafia human traficking,” kata Putu.
Para mafia human traficking, nekat menjual nama para aparat keamanan, demi meraup keuntungan pribadi, dan para PMI yang menjadi sapi perah mereka. (STAF07/KTN)