Batubara-Kliktodaynews.com TIDAK dipungkiri, sejak 13 tahun lalu lahir/berdiri menjadi daerah otonomi baru di wilayah Pantai Timur Sumatera Utara, banyak perubahan kemajuan di Batu Bara dari fisik, infrastruktur bahkan Sumber Daya Manusia.
Sebagai bentuk ucapan syukur, setiap tahun momentum hari kelahiran Kabupaten ini senantiasa dikenang atau diperingati dengan Perayaan Hari Ulang Tahun (HUT) Batu Bara oleh Pemerintah Kabupaten setempat.
Namun berbeda dari biasa, meski terbilang berbiaya paling mahal dari tahun sebelumnya, Perayaan HUT Batu Bara Ke-13 tahun ini terkesan seperti acara abal-abal atau asal jadi
Demikian ditegaskan oleh Ketua KAMPAK (Koalisi Mahasiswa Anti Korupsi) Kabupaten Batu Bara, Asro Hasibuan Rabu (11/12/2019) saat bincang bincang disebuah warung Kopi yang di sekitaran Jalinsum Kelurahan Kota Limapuluh, kecamatan Limapuluh Kabupaten Batu Bara Provinsi Sumatera Utara.
Hal itu dikatakan berdasarkan pantauan pihaknya. Selain acara yang jauh dari suasana gegap gempita dan meriah, justru terlihat sepi dari pengunjung.
Padahal menurut Asro, acara perayaan hanya berlangsung selama 5 hari dengan biaya pendanaan yang menurutnya super fantastis. Bersumber dari Dana Alokasi Umum (DAU) tahun 2019 sebesar Rp. 1,6 milyar lebih (satu milyar enam ratus juta koma sekian-sekian).
Asro mengaku, dirinya tidak sembarang menyebutkan besaran biaya belanja langsung HUT Ke-13 Batu Bara dari kegiatan Program Pengembangan Wawasan Kebangsaan oleh Sekretariat Daerah (Setda) bidang Kesra yang sudah dikantongi Asro dan awak media ini.
“Semua data juga sudah ada sama kami bang, tapi sampai hari ini masih terus kami teliti dan pelajari. Terus terang kami sudah kantongi data ‘Rencana Kerja Anggaran Perubahan Satuan Kerja Perangkat Daerah Nomor: 4.0 0 01 17 07 5 2’, dengan nomor Kegiatan 1.05.4.01.04.01.17. 07”, ucapnya.
“Dari petunjuk RKAP yang berdasarkan ‘Kerangka Acuan Kerja (KAK)’, banyak kami temukan kecurangan disetai dugaan ‘Pemangkasan’ anggaran sepihak didalamnya.
Salah satu contoh, item sewa menyewa yang nilainya luar biasa, adalah sewa stand kegiatan yang terbagi dalam 3 item yakni masing-masing total biaya untuk Biaya Sewa Stand atau stand kegiatan = Rp. 580 juta, dengan rincian sewa 43 stand (kecil ukuran 3X3 Meter) = Rp. 279, 5 juta”, ungkap Asro.
Lebih lanjut dijelaskan oleh aktivis sekaligus Mahasiswa semester akhir disalah satu Universitas Swasta ini. Dugaan pengelapan biaya atau kecurangan yang dimaksud dan dilakukan oleh pihak penyelenggara acara atau Event Organizer (EO), CV. YOGEM (singkatan – red) perusahaan asal Medan, adalah pemangkasan pengadaan Dekorasi stand sebesar Rp. 301 juta, yang padahal disiapkan sendiri oleh masing-masing OPD pengisi stand.
Senada dengan Asro, salah seorang tokoh pemuda pejuang pemekeran Batu Bara, Yusriadi Sitorus sangat menyesalkan soal buruknya pelaksanaan HUT Batu Bara Ke- 13 kali ini.
“Kegiatan HUT Batu Bara tahun 2019 ini memang ditenderkan. Infonya pemenang tender seorang pejabat Kepala UPT Dinas Pendidikan Provinsi Sumut berinisial SM, ungkap pria yang akrab disapa dengan Ucok Torus.
“Malu kita melihat Ulang Tahun Batu Bara sekali ini, kayak acara abal-abal, anggaran sewa tenda stand yang mahal pun tak pantas dengan kondisi stand. Belum lagi prihal dekorasi 43 stand yang ternyata berbiaya dari masing-masing OPD. Sementara ada sekitar 16 tenda besar yang dikutip bayarannya, macam stand PT. SCF, stand yang ditempati oleh beberapa pihak Bank, stand penjual baju dan jam tangan serta makanan bakar-bakar yang dipatok dengan harga hingga jutaan rupiah selama 5 hari”, bilangnya.
Lebih lanjut, masih menurut Ucok Torus yang mengaku bahwa dirinya juga berpengalaman dalam bidang EO, kalau harga sewa dengan kualitas seperti tenda stand yang disiapkan oleh CV. YG dalam HUT Batu Bara Ke 13 kemarin, dipastikan nilainya tidak akan semahal yang disebutkan oleh Asro. Sebagaimana juga disesalkan Torus, bahwa telah terjadi super pemborosan yang sangat tidak sebanding dengan kwalitas acara yang diadakan.
REPORTER: Bima Pasaribu