Dinilai Tak Aman, Odong-odong Dilarang Mengaspal di Siantar

Kapolres Pematangsiantar AKBP Boy Siregar saat acara forum discussion di Aula Widya Satya Brata Polres Pematangsiantar, Senin (1/3/2021).
Kapolres Pematangsiantar AKBP Boy Siregar saat acara forum discussion di Aula Widya Satya Brata Polres Pematangsiantar, Senin (1/3/2021).
Bagikan :

Pematangsiantar – Kliktodaynews.com Odong-odong adalah mobil angkutan tidak resmi yang digunakan sebagai hiburan anak-anak untuk jalan-jalan berkeliling diseputaran kota Pematangsiantar. Untuk menarik minat masyarakat terutama anak-anak odong-odong dilengkapi dengan lampu-lampu dan lagu-lagu yang diputar dengan suara keras.

Keberadaan odong-odong di kota Pematangsiantar yang sudah akrab dengan masyarakat dinilai membahayakan penumpangnya dan menjadi biang kemacetan.

Polres Pematangsiantar beberapa hari yang lalu telah menertibkan odong-odong sebab dianggap membahayakan penumpangnya serta pengguna jalan lainnya.

“Odong-odong itu pasti tidak memenuhi persyaratan teknis seperti yang dimiliki kendaraan bermotor lainnya, sementara mereka beroperasi di jalan umum,” ujar Kapolres Pematangsiantar AKBP Boy Siregar saat acara forum discussion di Aula Widya Satya Brata Polres Pematangsiantar, Senin (1/3/2021).

Polres mengatakan pihaknya telah menahan 2 unit odong-odong sesuai dengan peraturan yang berlaku dan telah mengeluarkan instruksi untuk penertiban selama belum diputuskan regulasi terkait odong-odong.

Dikatakan, selama masih dilakukan pengkajian agar pemilik odong-odong dapat memiliki penghasilan dari kegiatan atau pekerjaan lain.

Sementara itu DPRD Pematangsiantar Denny Siahaan mengatakan bahwa odong-odong dari segi hukum dan keselamatan penumpang tentu sudah menyalahi.

“Sebagai wakil dari masyarakat, saya berharap kepada pemerintah kota ada langkah-langkah dan solusi terkait odong-odong ini”ucap Denny.

Sekretaris komunitas Odong-odong Mulyadi Sabil mengatakan, jumlah odong odong di Siantar ada 26 unit. Diantaranya, model kereta api ada 12 unit, 10 unit model moge atau kereta dan 4 unit model mobil.

Menurutnya, odong-odong yang mereka miliki layak untuk digunakan di jalan umum dan tidak mengganggu para pengguna jalan lainnya. Dia beralasan odong-odong beroperasi hanya Sabtu dan Minggu baru ramai itu pun dimulai jam enam sore sampai jam 10 malam sedangkan hari biasanya mereka sepi penumpang.

Rencananya Wali Kota, DPRD dan Kapolres Pematangsiantar akan mengadakan pertemuan ulang terkait keberadaan odong-odong di kota Siantar. (TIM/KTN)

Bagikan :