PEMATANGSIANTAR-Kliktodaynews.com|| Sulitnya dikonfirmasi via sambungan telepon maupun chat WA, Kepala BPJS Kesehatan Kota Pematangsiantar dr. Kiki Marbun diduga punya andil atau terlibat dalam kasus dugaan manipulasi data untuk mark up klaim dana BPJS oleh RS Efarina Etaham Pematangsiantar.
Seusai pemberitaan sebelumnya BPJS Cabang Kota Pematangsiantar melalui Humasnya Ilham pada Senin, 19 Februari 2024 lalu mengatakan bahwa pihaknya telah berkoordinasi dengan Kantor Wilayah BPJS Propinsi Sumatera Utara. Disebut Ilham, saat ini sedang dilakukan penyelidikan terkait dugaan mark up tersebut.
Anehnya, berkali-kali dihubungi dan dichat, Kiki sepertinya lebih memilih diam. Namun saat tudingan dugaan keterlibatannya ditanyakan via chat WA, Selasa (2/4/2024) Kiki akhirnya buka suara walau lewat balasan chat dengan menyebut bahwa pertanyaan tersebut sangat dahsyat.
“Wah…pertanyaan ini kok dasyat benar, Pak?” jawab Kiki dengan memberi tanda tanya.
Ditanya apakah pihaknya telah melakukan persekongkolan jahat dengan pihak RS Efarina dalam menggerogoti keuangan negara dengan memuluskan mark up klaim dana BPJS, Kiki membantah dengan tegas.
“Tidak ada Kerjasama untuk merugikan keuangan Negara. Demikian Pak yang dapat kami tanggapi. Terimakasih,” jawabnya.
Lebih lanjut dijelaskan Kiki, BPJS Kesehatan Kantor Cabang Pematangsiantar melaksanakan Perjanjian Kerjasama dg RSU Efarina sejak September 2022 lalu dan sampai saat ini masih berjalan.
Perjanjian Kerjasama ini dilakukan dalam rangka memenuhi amanat dari Regulasi dan Dewan Jaminan Sosial Nasional (DJSN) agar BPJS Kesehatan membuka akses pelayanan kesehatan buat peserta, untuk memberikan pelayanan kesehatan yang bermutu sesuai standar profesi kesehatan dan indikasi medis.
“Kami menghormati Perjanjian Kerjasama dimaksud, dan bersama Pemerintah Daerah serta stakeholder kesehatan lainnya, kita berupaya memastikan RSU Efarina memegang komitmen untuk memberikan Pelayanan yang baik kepada peserta,” lanjutnya.
Namun ketika diminta waktunya untuk bertemu, Kiki sepertinya mengelak dengan mengatakan akan melakukan koordinasi dengan anggotanya mencarikan waktu yang tepat di lain waktu.
“Nanti coba saya koordinasikan sama Pak Ilham, Kabag SDM Umum dan Komunikasi Publik kita ya Pak. Supaya diatur hari lain,” jawab Kiki mengelak.
Kiki sepertinya tak memberikan respon saat mengetahui maksud dan tujuan bertamu dengan dirinya untuk memberikan bukti bahwa tertangkapnya ketua IDI Siantar-Simalungun dr. Reinhard Sihombing beberapa waktu lalu yang disebut dengan alasan suap dalam pengurusan ijin praktek salah seorang dokter RS Efarina, ternyata karena pemerasan akibat adanya bukti maupun data manipulasi data pasien untuk mark up klaim dana BPJS.
Padahal bukti ini sangat penting buat BPJS untuk mempertimbangkan kelanjutan kerjasama dengan RS Efarina Etaham Kota Pematangsiantar. (Tim/Red)