Pelestarian Pencak Silat Dalam Pendidikan, Masih Sebatas Kurikulum Tanpa Implementasi

Rudi Samosir Pelatih Pencak Silat
Bagikan :

Oleh : Rudi Samosir (Pelatih Pencak Silat IPSI)

Pencak Silat merupakan budaya bangsa Indonesia sebagai ilmu beladiri. fakta sejarah munculnya pencak silat sejak kehidupan manusia yang belum ada pengaruh dari bangsa-bangsa lain, yaitu pencak silat digunakan menjadi senjata membela diri.

Salah satu cara untuk melestarikan pencak silat yang merupakan peninggalan neneng moyang bangsa indonesia dapat melalui perguruan-perguruan pencak silat, instansi-instansi pemerintah maupun swasta dan yang berpotensi besar yaitu melalui sekolah-sekolah.

Pengenalan pencak silat melalui sekolah memang sangat besar potensinya, karena pengenalan pencak silat disekolah dapat melalui beberapa macam, antara lain pelajaran pokok, pelajaran pilihan dan melalui kegiatan ekstrakurikuler. Olahraga pencak silat itu sendiri masuk dalam kurikulum pada mata pelajaran pendidikan jasmani dan olahraga kesehatan disekolah menengah pertama dan sekolah menengah atas.

Peranan guru penjas dalam pembelajaran tentu sangat besar dalam menentukan materi yang akan diajarkan. Guru penjas biasanya hanya mengajarkan apa yang lebih memasyarakat sehingga lebih mudah dalam menyampaikan materi kepada siswa.

Materi yang disampaikan biasanya permainan bola besar dan bola kecil. namun, tanpa disadari guru penjas itu membatasi pengetahuan siswa karena hanya mengajarkan materi yang sama secara terus menerus sehingga siswa tidak tahu materi lainnya.

Terlebih materi yang disampaikan adalah materi yang sudah dikenal oleh masyarakat luas bahkan orang yang tidak menempuh pendidikan atau kursus pun juga mengenal olahraga tersebut.

Sebagian besar guru penjas bahkan tidak dapat melakukan dan mengetahui cara melakukan olahraga tradisional beladiri yang merupakan budaya asli bangsa indonesia yaitu pencak silat. Padahal olahraga beladiri pencak silat tidak membutuhkan fasilitas yang mahal untuk proses pembelajaran disekolah. hanya membutuhkan Ruangan / aula dan lapangan apabila sekolah tidak memiliki aula yang cukup besar untuk proses pembelajaran.

Guru penjas hanya butuh mengajarkan teknik-teknik dasar dan teknik-teknik praktis dalam pembelajaran pencak silat. siswa jadi lebih bisa menghargai dan memiliki rasa nasionalisme untuk melindungi dan melestarikan kebudayaan bangsanya sendiri apabila pencak silat diajarkan dalam pembelajaran.

Dengan adanya pembelajaran pencak silat siswa tidak hanya mengetahui beladiri pencak silat saja, namun siswa dapat merasakan bentuk olahraga beladiri pencak silat secara langsung saat melakukan gerakan teknik.

Kendala Guru Penjas

Ada terdapat beberapa kendala yang dialami guru penjas diantaranya masih ada sebagian guru penjas belum menyampaikan materi pencak silat dalam proses pembelajaran mata pelajaran pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan, kemudian masih ada guru penjas yang beranggapan bahwa pencak silat merupakan olahraga berbahaya, selain itu masih kurang pengetahuan guru penjas terhadap materi pencak silat serta kurangnya kesadaran guru penjas terhadap olahraga budaya asli bangsa yang perlu dilestarikan.

Siantar-Simalungun

Di Kota Pematangsiantar dan Kabupaten Simalungun hal ini terjadi dimana pencak silat Mata Pelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga dan kesehatan tingkat SMP dan SMA minim hal ini dilaksanakan. sehingga jika ada himbauan tentang penyelenggaran Olimpiade Olahraga Siswa Nasional (O2SN) dan saat ini disebut Kompetisi Olimpiade Olahraga Siswa Nasional(KO2SN) sekolah SMP dan SMA serta Dinas Pendidikan selalu kesulitan untuk mengirim peserta disamping minimnya anggaran dana pendidika di dinas tersebut. apalagi mendorong atlit-atlit prestasi pencak silat yang akan membawa nama Pemerintah Kabupaten maupun Kota tersebut sepertinya akan hilang seiring waktu berjalan jika tidak ada perbaikan strategi kedepan.

Siantar-Simalungun tidak dapat dipisahkan dari adat kebudayaan Batak Simalungun, dalam adat simalungun ada dikenal Dihar(pencak silat) Simalungun. sehingga tidak ada alasan sebenarnya, pembumian pencak silat di Siantar-Simalungun terkendala.

Solusi kedepan

Perlu adanya regulasi penguatan ataupun penegasan oleh kepala Daerah melalu Perda ataupun Perbu/Perwa/ Pergub agar satuan pendidikan benar melaksanakan beladiri pencak silat pada mata pelajaran pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan ditingkat SD,SMP dan SMA sederajat. dengan melakukan Training Of Trainer (TOT) bagi setiap guru penjas, atau apapun bentuk sejenis agar pemahaman para guru menjadi satu tentang pencak silat kebudayaan asli indonesia.

Jika itu dapat terlaksana maka, bukan tidak mungkin pembumian pencak silat akan cepat di ketahui oleh seluruh lapisan masyarakat.(*)

 

 

 

 

Bagikan :