Yang membuat kasus ini semakin mencengangkan adalah pengakuan pelaku tentang cara pembunuhan yang sangat sadis. Pelaku mengaku mencekik korban dari belakang saat korban di atas sepedanya, memukul kepala dengan batu 5 kali, memukul pundak dan punggung dengan kayu ubi 5 kali, lalu menusuk tubuh korban dengan pisau hingga 10 tusukan.
“Pengakuan pelaku sangat detail. Ini menunjukkan teknik interogasi profesional tim kami. Tanpa kekerasan, tanpa paksaan, pelaku mengaku jujur tentang apa yang dilakukannya,” ungkap Kanit Jatanras.
Motif pembunuhan ini sungguh memprihatinkan: korban meminta uang kepada pelaku untuk membeli obat aborsi karena sedang hamil.
“Motif ini sangat tragis. Dua remaja yang seharusnya fokus belajar, justru terlibat dalam kasus yang sangat serius. Ini menjadi pelajaran penting tentang pengawasan orang tua terhadap pergaulan anak,” ujar AKP Verry Purba dengan nada serius.
Kasi Humas menegaskan bahwa tim telah melakukan semua prosedur standar kepolisian dengan sempurna: olah TKP lengkap, dokumentasi foto dan video, pemeriksaan saksi-saksi, pembuatan laporan polisi model B, permintaan visum otopsi, penangkapan pelaku, hingga pelaporan kepada atasan.
“Ini adalah contoh textbook bagaimana seharusnya investigasi kriminal dilakukan. Tim Jatanras Polres Simalungun membuktikan bahwa mereka adalah unit investigasi terbaik. Profesionalisme, kecepatan, dan akurasi—semua ada di sini. Saya sangat bangga dengan kinerja mereka!” ucap AKP Verry Purba menutup keterangannya dengan penuh kebanggaan.
