Nommensen Kritik Keras Polarisasi dan Lambannya Reformasi Guru

Bagikan :

Negara harus berhenti menganggap guru sekadar objek kebijakan,” ujar Rindu, dosen prodi Kewarganegaran itu.

Lebih lanjut Rindu Erwin Marpaung menegaskan bahwa politik pendidikan nasional harus berpindah dari retorika inspiratif ke tindakan konkret yang memuliakan guru.

Guru tidak mungkin menjadi aktor utama pembangunan SDM jika mereka sendiri tidak terlindungi secara
ekonomi dan administratif.

“Guru hebat melahirkan Indonesia kuat. Tapi guru tidak akan hebat
jika kebijakan negara tidak cerdas, tidak konsisten, dan tidak berpihak,” tegasnya.

PUSTAKA NOMMENSEN meminta pemerintah menjadikan Hari Guru sebagai momentum
koreksi besar-besaran, bukan pengulangan tradisi seremoni tahunan. “Jika negara tidak
memperbaiki tata kelola profesi guru, kita bukan hanya melemahkan pendidikan, tetapi
melemahkan masa depan republik,” tegasnya.(*)

Bagikan :