Pocut menambahkan, penderita kusta yang umum ditemukan di pinggir jalan sebetulnya adalah mantan (penderita) yang sudah berobat, namun kecacatannya tidak bisa dipulihkan. Namun, mereka umumnya adalah pendatang bukan asli warga Medan.
“Memang kusta ini jadi masalah sosial. Kalau mereka jualan pun orang takut, jadi sulit,” pungkasunya.
Sementara, Sekretaris Dinas Kesehatan Kota Medan, Helena Rugun Nainggolan mengatakan, dalam menangani penyakit kusta, pihaknya tetap berkoordinasi dengan Kemenkes dan Dinas Kesehatan Provinsi Sumut.
“Terutama adalah mengenai masalah penyediaan obat dan deteksi,” sebutnya.
Penyakit kusta ini, sambung Rugun, proses pengobatannya adalah yang paling lama, sehingga dalam penanganannya harus dilakukan bersama-sama.
“Seperti hal nya dengan TB, kalau ada kasus kita bergerak semua. Bergerak bukan hanya untuk pasien saja, tapi disekitarnya juga, itu pun ada obat khusus,” pungkasnya. (Sgh)