Toba-Kliktodaynews.com
BVP (50) warga Desa Matio Balige mendatangi Sentra Pelayanan Kepolisian Terpadu (SPKT) Polres Tobasa, Rabu (03/06/2020) sekira pukul 10.00 Wib
Kepada wartawan, BVP mengatakan kedatangannya untuk menyerahkan surat yang ditujukan kepada Kepala Kepolisian Resort (Kapolres) Tobasa.
Menurutnya, surat untuk Kapolres tersebut diserahkan melalui petugas SPKT lengkap dengan tanda terima.
Ditanya wartawan terkait isi surat yang ditujukan kepada Kapolres, BVP mengatakan bahwa dirinya menjadi korban penghinaan dan pengancaman via akun Whattsapp yang menyusul penghinaan secara langsung yang dilakukan oleh seorang warga sekaligus oknum anggota BadanPermusyaearatan (BPD) Desa Matio berinisial LP.
BVP Menceritakan lagi, ketika pembagian berbagai jenis Bantuan Sosial (Bansos) oleh pemerintah di masa, Pademi Covid 19 seperti sekarang ini, di beberapa tempat di Desa Matio ada terpampang pengumuman yang berisikan daftar nama penerima Bansos.
Dalam pengumuman tersebut BVP menemukan nama istrinya terdaftar sebagai penerima Kartu Keluarga Sejahtera (KKS).
Setelah melihat pengumuman tersebut, BVP mendatangi kantor Kepala Desa dan meminta agar nama istrinya dihapus dari daftar karena fakta yang ada, menurut BVP, istrinya tidak lagi bisa mempergunakan Kartu KKS tersebut sebab saldonya selalu nol.
Ditambahkan Oleh BVP, KKS atas nama istrinya itu tidak lagi bisa digunakan sejak kartu tersebut pernah diminta oleh oknum perangkat desa (kadus) sekitar awal tahun 2020 ini.
Lanjut BVP. Bahwa dirinya merasa perlu menyampaikan permintaannya kepada pemerintah desa sebab dirinya curiga telah terjadi akal bulus dalam pembagian Bansos ini.Karena menurutnya ada beberapa oknum yang sebenarnya telah mendapat bansos jenis KKS, namun tidak dicantumkan dalam pengumuman ini, sementara istrinya tidak lagi mendapat bansos,malah dicantumkan sebagai penerima bansos.
Atas kejadian ini BVP berharap mendapat tanggapan positif dari pemerintah Desa, namun yang didapat malah penghinaan dan ancaman via chatt whattsapp yang dilanjutkan penghinaan langsung yang dilakukan oleh oknum anggota BPD berinisial LP.
Ditanya soal penghinaan dan ancaman yang dimaksud, BVP menunjukkan photocopy hasil tangkapan layar (sreenshot) dari HP Android miliknya yang berisikan chat masuk dan keluar.
BVP kembali nelanjutkan keterangannya. Pada hari Rabu (27/02) sekitar jam 22.00 Wib, LP dengan mengenderai sepeda motor datang ke halaman rumahnya, bolak balik datang dan pergi sambil berteriak, “sudah tidur rupanya si bangsat itu. Keluar kau tolol,bangsat”.Berulang ulang hal itu terjadi,BVP pun akhirnya terbangun dari tidur dan menghampiri LP yang sudah menunggu di halaman.
Ditanya apa yang terjadi selanjutnya,BVP menjawab: “sekitar lima menit, saya dan istri adu mulut bernada tinggi dengan LP. Saat itu Kepala desa berinisial RP datang menyusul di tempat kejadian, kepala desa berkata kepada saya:”ditanda ho do au kan?,istrikku mai na nidokkon mi”. Tidak lama datang PP kakak perempuan kades berdua dengan temannya, PS.
Halaman rumah semakin ramai. Berlanjut datang JS (ponakan LP).Melihat situasi itu anak anak saya yang masih kecil sangat ketakutan dan menangis. Dua anakku yang masih kecil lari ke dalam rumah dan bersembunyi di dapur.
Sekira lima menit saya dan istri serta anak gadis saya adu mulut lagi dengan mereka semua yang datang ke halaman rumah saya tadi. Akhirnya kepala Desa RP pun mengarahkan LP untuk pulang. Ungkap BVP
Ditambahkan BVP lagi. Setelah peristiwa pada malam itu, keesokan pagi dia pergi ke kedai teh di desa Matio.Tidak lama duduk, LP menyusul. Saat BVP hendak pulang meninggalkan Kedai, LP yang duduk dekat pintu kedai;melemparkan bungkus rokok ke arahnya.
Atas kejadian ini, pada hari Kamis (28/05/2020), BVP pergi ke Polsek Balige untuk menceritakan semua yang dialami dan membagikan chat chat Whattsapp terkait peristiwa ini yang ada dalam Android miliknya ke Akun WA oknum anggota polsek Balige berinisial S.
Melihat Tidak ada tindak lanjut dari polisi, Besok harinya Jumat(29/05/2020), BVP kembali mendatangi Polsek Balige. Di sana dia kembali menceritakan peristiwa yang dialaminya kepada empat orang anggota polisi di SPKT.
Diungkapkan BVP. Melihat, merasa dan mendengar tidak ada tindak lanjut atas penyampaian di Polsek Balige, Pada hari ini Selasa (02/06/2020), dia melapor ke Polres Tobasa dan membuat surat pengaduan yang langsung dialamatkan kepada Kapolres Tobasa.
Di akhir keterangannya, lewat wartawan yang meliput keterangannya ini, BVP berharap Kepada Kapolres Tobasa agar dapat menindaklanjuti laporannya sesuai hukum yang berlaku di negara ini.( DNM/KTN )