Poltak Sirait salah satu petani di Kecamatan Parmaksian, Jumat (6/3/2020) mengatakan, kemarau melanda daerah Parmaksian sejak 2 bulan terakhir.
Menurut dia, seluruh saluran irigasi mengalami kekeringan dan tanah di areal persawahan pun mulai retak-retak. “Kemarau yang berkepanjangan ini juga dikhawatirkan akan mengakibatkan ribuan hektare areal persawahan gagal panen,” ujarnya.
Untuk mengatasi kekeringan, sebagian petani juga berusaha memompa air dari beberapa daerah aliran sungai, namun usaha itu akan sia-sia jika tidak ditambah dengan air hujan dalam waktu dekat.
Menurut Poltak, air pompa hanya bertahan dalam beberapa hari di areal persawahan. “Tanaman padi saat ini rata-rata berumur 1-2 bulan dan sangat membutuhkan air. Kalau dalam 1 bulan ini tidak turun hujan, kami pastikan hasil panen akan berkurang dan bahkan ribuan hektare lahan persawahan akan gagal panen,” ungkap dia.
Senada juga disampaikan Rosita Panjaitan, lahan persawahaannya kini mulai retak-retak akibat kemarau yang berkepanjangan. Petani asal Desa Lumban Manurung ini, juga mengkhawatirkan akan gagal panen. “Karena musim kemarau tahun ini pernah terjadi pada beberapa tahun yang lalu, para petani gagal panen,” kata dia.
Plt. Kadis Pertanian Toba, Jerry Silaen saat dikonfirmasi mengatakan, pihaknya akan segera meninjau areal persawahan warga yang kekeringan. Pemkab Toba juga akan memberikan solusi untuk petani. ( JOS/KTN )