Tobasa-Kliktodaynews.com Acara Bincang seru dan asyik tentang sastra batak ini di selenggarakan di Hutanta Cafe Balige Jalan Pematang Siantar KM 2 Desa Tampubolon Sariburaja Balige hari Rabu,(13/11/2019).Acara tsb di mulai dari jam 17.00 – 19.00 wib.
Gagasan ini di buat oleh Trisna Pardede ( Owner Batikta ) & Patrick Lumbanraja dengan Narasumber Saut Poltak Tambunan seorang penulis dan sastrawan Batak kelahiran balige dan juga di hadiri oleh peserta dari kalangan pelajar SMA UNGGUL DEL,SMA 2 YASOP, dan kalangan pemerhati budaya batak dan Moderator Bpk.Tampubolon ( Guru SMU UNGGUL DEL )
Saut Poltak Tambunan yang terkenal dengan Novel Harga Diri yg sudah di filmkan. Penulis ini menulis Novel Hata Batak sebagai Novel pertamanya dgn judul “Mangungkal Holi” dan Novel si Tumoing telah mendapatkan RANCAGE Award 2015 – 2017 dengan total 7 penghargaan.
Saut menceritakan Alasannya membuat novel hata batak adalah karna ingin melestarikan budaya atau Hata Batak.karna bahasa batak adalah karakter building dari orang batak yang tegas. 46 thn yg lalu dia sudah menulis Novel lewat judul Hatiku Bukan Pualam yg sudah di angkat ke layar lebar yg di bintangi oleh Yenny Rahman,Roy Marten & Dedy Miswar.
Saut Poltak Tambunan merupakan orang Batak Pertama yang mendapatkan penghargaan Hadiah Sastra RANCAGE AWARD 2015.
Trisna Pardede sebagai inisiator dan sebagai owner Batikta ini mengajak agar para kalangan Pelajar dan anak muda harus bisa melestarikan budaya batak. Rancangan ke depan utk pariwisata Tobasa ini lagi menjual alam dan budaya serta jangan tersingkir nilai nilai budaya dan alam ini. Masih menurut Trisna kegiatan 2 minggu ke depan akan membuat diskusi tentang ulos serta fungsi dan cara pemakaiannya . Dimana setiap didkusi harus ada hasilnya dan kegiatan realnya.
Trisna Pardede juga mengatakan keprihatinannya banyak anak muda batak yang tidak lagi mengerti bahasa batak dimana Suku Batak adalah satu dr delapan suku di indonesia yg mempunyai aksara dan bahasa daerah tutup Trisna.
Harapan Saut Poltak Tambunan mengajak kalangan muda dan pelajar untuk dapat melestarikan bahasa batak untuk 75 thn ke depan tidak punah dengan kemajuan Teknologi saat ini.
Reporter : Eben Dolok Saribu