Bahaya Narkoba bagi Generasi Muda Indonesia

Ketua Umum Komnas Perlindungan Anak, Arist Merdeka Sirait.
Ketua Umum Komnas Perlindungan Anak, Arist Merdeka Sirait.
Bagikan :

Tobasa-Kliktodaynews.com Bahaya narkoba dan psikotropika dapat mengancam kelangsungan hidup generasi bangsa dengan merusak mental dan jiwa anak-anak sebagai generasi penerus keluarga dan negara.

Ini membuat masyarakat dunia berkomitmen melakukan berbagai upaya melawan dan mencegah peredaran serta penyalahgunaannya, namun sampai saat ini belum mendapatkan hasil yang memuaskan.

Ketua Umum Komisi Nasional Perlindungan Anak (Komnas PA), Arist Merdeka Sirait mengatakan, anak Indonesia saat ini berada dalam lingkaran darurat narkoba. Ini disampaikan saat dihubungi via telepon seluler, Rabu (20/11/2019).

Untuk itu menurutnya, menjadi penting semua elemen negara dan bangsa harus bersatu padu dan bersama-sama memberantas narkoba dan psikotropika itu. Termasuk memutus mata rantai darurat narkoba.

“Karena dampak dan permasalahan narkoba dan psikotropika tidak lagi mengenal batas negara dan telah menjadi masalah Internasional bahkan menjadi salah satu pemicu ‘triger’ meningkatnya kejahatan seksual terhadap anak,” paparnya.

Kondisi ini disampaikan Arist Merdeka guna merespon merajalelanya peredaran narkoba dan psikotropika yang menjadikan salah satu triger meningkatnya kejahatan seksual terhadap anak di Indonesia, khususnya di Kabupaten Toba Samosir (Tobasa).

Penyalahgunaan narkoba saat ini telah mengemuka dan merupakan masalah sosial yang kompleks dengan melibatkan dan memanfaatkan anak-anak sebagai kurir, pendistribusi dan pengedar, serta dipaksa menjadi pemakai. Juga rusaknya berbagai aspek kehidupan yang luas seperti masalah ekonomi, pendidikan dan perawatan kesehatan, agama dan politik,” tukasnya.

Sambung Arist Merdeka, upaya pencegahan dan penanggulangannya memerlukan tindakan secara masif, terencana dengan baik serta berkelanjutan sebagai tanggung jawab bersama masyarakat (commond issue community).

Lanjutnya, perlu dibangun kesadaran masyarakat jika pergerakan sindikat narkoba di Indonesia berkembang sangat pesat. Ini bermula dari Indonesia sebagai tempat transit lalu lintas narkoba internasional.

Kemudian berkembang menjadi lokasi atau destinasi perdagangan narkoba internasional. Bahkan ironisnya saat ini Indonesia telah menjadi tempat produksi Narkoba.

Arist Merdeka menambahkan, untuk menyelamatkan anak-anak menjadi korban bahaya narkoba, semua komponen bangsa tanpa batas perlu didorong untuk menyusun langkah-langkah strategis, terukur, terintegrasi dan berkelanjutan. Ini dalam memutus mata rantai darurat narkoba di Indonesia dengan melibatkan peran serta masyarakat.

Sebab fakta menunjukkan jutaan usia anak di Indonesia saat ini berada pada lingkaran darurat narkoba dan telah menjadi korban bahaya narkoba.

“Tidak sedikit anak-anak saat ini hidup dan bertumbuh ditengah-tengah kehidupan keluarga yang menjadi pengedar dan pemakai narkoba. Akibatnya banyak anak terpapar dan menjadi Anak Dengan Narkoba (ADN). Tidaklah adil bagi anak, jika justru dieksploitasi dan dimanfaatkan serta menjadi korban peredaran narkoba,” tambah Arist Merdeka.

Dia menuturkan, Komnas PA mengajak semua komponen bangsa dan tembus batas profesi, alim ulama, tokoh lintas agama, anggota dewan, organisasi kepemudaan, mahasiswa, jurnalis, organisasi perempuan, organisasi sosial kemasyarakatan, aktivis dan pegiat HAM serta pegiat perlindungan anak serta aparatur penegak hukum untuk melawan secara total narkoba (total drug against).

Rerporter : Daniel M

Bagikan :