Lamhot juga menyampaikan visinya untuk menjadikan Salib Kasih sebagai titik nol kekristenan di Tanah Batak—sebuah pusat wisata rohani nasional yang mempersatukan iman dan budaya. Ia menargetkan agar Pesparawi Salib Kasih digelar secara permanen dan berskala nasional mulai tahun depan.
Sebagai bentuk dukungan nyata, Lamhot turut memperjuangkan sejumlah program pembangunan untuk kawasan wisata tersebut, di antaranya bantuan Rp500 juta untuk pengembangan kawasan Salib Kasih, Rp500 juta untuk Huta Ginjang, serta Rp600 juta untuk pengadaan mesin pemanen padi melalui program CSR Bank BRI.
Suasana religius dan penuh sukacita di pelataran Salib Kasih menjadi saksi bagaimana iman, budaya, dan pariwisata dapat berpadu dalam satu harmoni. Pesparawi Mini Se-Tapanuli Raya tidak hanya meninggalkan gema pujian, tetapi juga menyalakan harapan baru — bahwa dari bukit bersejarah ini, cahaya rohani dan semangat budaya Batak akan terus bersinar untuk Indonesia. (Stn)
