“Namun karena mereka melihat rombongan paslon 01 ramai, mereka hanya menyampaikan kata-kata kotor kepada paslon dan tim pendukung kami, syukurnya tim kami masih memilih tetap tenang dan pulang menuju Sipoholon,” katanya.
Kejadian ini menurut Dompak bukanlah spontanitas dari massa pendukung JTP-Dens sebab mereka sudah stand-by di beberapa titik lintasan yang akan dilewati Paslon Satika-Sarlandy.
“Adapun berita di media sosial yang menyebutkan bahwa tim kami melakukan pengeroyokan terhadap mereka, tidaklah benar sebagaimana fakta yang terjadi di lapangan. Kami dan segenap tim pendukung hanya ingin melindungi paslon kami dari upaya mencelakai dan dugaan percobaan pembunuhan terhadap Ibu Satika Simamora, sebab penyerangan terlebih dahulu dilakukan oleh massa pendukung JTP-Dens sebelum terjadinya bentrok,” pungkasnya.
Pembiaran
Anggota Tim Hukum Satika-Sarlandy, Sultan Hermanto Sihombing, menyebut hal tersebut bisa terjadi karena adanya pembiaran dari penyelenggara Pemilu dan pihak keamanan di Kabupaten Taput.
“Untuk itu kami meminta Kapolres Taput, Dandim, KPU, dan Bawaslu agar membuka mata dan tidak melakukan pembiaran terhadap pelaku-pelaku yang memancing keributan dalam perhetalan Pilkada Taput, 27 November mendatang,” katanya.
Pihaknya juga segera melaporkan kejadian ini ke Polres Taput berikut membawa sejumlah saksi dan korban pertikaian dampak insiden tersebut.
“Kenapa sejauh ini kita belum membuat laporan, dikarenakan korban dari tim kita masih dalam keadaan sakit usai mendapat penyerangan dari tim pendukung mereka.