Hutagalung—pemilik usaha fotokopi. Mereka menilai Pemkab Taput berulang kali menutup jalan untuk acara, sehingga membuat omzet usaha mereka menurun.
“Dalam setahun, jalan ini sudah beberapa kali ditutup. Ada banyak tempat yang lebih layak, seperti area Sopo Partungkoan, gedung serbaguna, atau stadion mini Tarutung,” kata Fridolin.
Menanggapi protes tersebut, Kabag Kesra Pemkab Taput, Estomihi Sihombing, menyampaikan permohonan maaf kepada warga.
“Kami minta maaf atas penutupan jalan dan kurangnya pemberitahuan. Hal ini akan kami sampaikan ke pimpinan. Ke depan, kegiatan seperti ini tidak akan lagi dilaksanakan di jalan tersebut,” ujarnya.
Sementara itu, Event Organizer Toba Systema melalui Rasyid Siregar menjelaskan bahwa mereka hanya bertindak sebagai pelaksana teknis. “Konsep acara berasal dari Pemkab dan BI. Kami hanya mitra pelaksana. Acara berlangsung 10–14 Desember 2025 dengan bazar 20 UMKM makanan dan minuman,” jelasnya.
Meski bertujuan mendukung UMKM, pelaksanaan SERUNAI tahun ini justru memunculkan polemik karena dianggap mengganggu aktivitas masyarakat dan menurunkan pendapatan usaha sekitar. Warga berharap Pemkab Taput lebih bijak dalam menentukan lokasi acara publik agar tidak menimbulkan dampak negatif di kemudian hari.
(Douglas/ktn)
