Secara bergantian, orator aksi lainnya terus mendesak agar Kapolres Taput keluar dan menemui massa pengunjuk rasa. “Keluar, keluar, pak Kapolres tolong keluar temui kami,” teriak massa.
Hampir satu jam menunggu, Kapolres Taput tak kunjung tampak menemui massa. Terik matahari yang semakin panas membuat ratusan massa semakin mendekat ke pintu gerbang Mapolres Taput yang dikunci dan dijaga sederet personil Polres Taput.
“Tangkap Tulus Nababan dan Bahari Simanjuntak, pengedar dan pengedit video asusila. Kehormatan perempuan telah diinjak-injak, kehormatan Bunda Satika Simamora telah dihina. Usut tuntas penyebar foto -foto dan video porno editan,” teriak orator aksi lainnya.
Setelah hampir satu jam menyuarakan tuntutan, Kasat Reskrim Polres Taput, Iptu Efendi Purba, akhirnya bersedia menemui massa. “Mohon maaf para ibu-ibu yang cantik-cantik, kebetulan pak Kapolres sedang berada di Jakarta,” sebutnya.
Setelah mendengar penjelasan Kasat Reskrim, massa kemudian membacakan tuntutan yaitu:
1.Netralitas Polri pada pesta demokrasi Pilkada Taput 27 November 2024.
2.Usut tuntas kasus intimidasi perempuan.
3.Tegakkan supremasi hukum dan keberpihakan kepada korban.
4 Hapuskan segala bentuk ketidakadilan, penindasan dan intimidasi perempuan akibat sistem patriarkis
5.Perempuan juga manusia yang patut dihormati dan dihargai.
6.Perempuan butuh perlindungan bukan kecaman.
7.Yang melahirkan peradaban tidak pantas dilecehkan.
8.Tangkap hari ini juga, Tulus Nababan dan Bahari Simanjuntak yang mengedit dan menyebarkan video porno.