TAPANULI UTARA – Pemerintah Kabupaten Tapanuli Utara menyampaikan perkembangan terbaru penanganan bencana banjir dan tanah longsor yang melanda wilayah Taput selama tiga hari terakhir. Informasi ini disampaikan langsung oleh Bupati Tapanuli Utara, Dr. Jonius Taripar Parsaoran Hutabarat, S.Si, M.Si, bersama Dandim 0210/TU Letkol Kav Ronal Tampubolon, S.H, M.Han, Kapolres Taput AKBP Ernis Sitinjak, S.H, S.I.K, serta perwakilan BNPB dan Pemprov Sumut, di halaman Kantor Bupati Taput, Tarutung, Kamis (27/11/2025).
Bupati menjelaskan bahwa bencana yang terjadi dalam tiga hari terakhir berdampak pada sedikitnya enam kecamatan, dengan dua bencana utama: banjir dan tanah longsor.
Enam wilayah terdampak banjir meliputi Pahae Julu, Pahae Jae, Purbatua, Siatas Barita, Tarutung, dan Parmonangan, serta beberapa desa lainnya. Banjir paling parah terjadi di Purbatua dan Pahae Jae. Bantuan kebutuhan dasar dan permakanan telah disalurkan, termasuk bagi masyarakat yang sebelumnya sempat terisolasi.
Sementara itu, tanah longsor terberat terjadi di Parmonangan dan Adian Koting, yang menyebabkan akses utama terhambat parah. Hingga siang ini, jalan Tarutung–Tapanuli Tengah–Sibolga masih terputus total akibat 30–40 titik longsor. Tim gabungan terus bekerja membuka jalur prioritas untuk memulihkan konektivitas Tarutung menuju Tapanuli Tengah. Saat ini akses kendaraan baru dapat mencapai Lobu Pining, dan diharapkan bisa menembus Adian Koting dalam dua hari ke depan.
