TAPUT– Penanganan bencana banjir bandang dan longsor di Kabupaten Tapanuli Utara terus dipercepat sejak bencana melanda sejumlah kecamatan pada 25 November 2025. Berdasarkan data terbaru Pemerintah Kabupaten Tapanuli Utara per Selasa (2/12/2025) pukul 19.00 WIB, tercatat 15.765 warga terdampak. Bencana ini juga mengakibatkan 34 warga meninggal dunia (22 warga Taput dan 12 warga dari luar daerah), 14 orang masih hilang, serta 3 warga mengalami luka-luka.
Kerusakan infrastruktur terbilang luas, meliputi 544 rumah rusak, 19 jembatan putus, dan 44 ruas jalan tertutup material longsor atau terputus akibat banjir.
Penanganan Dikebut Tim Gabungan
BNPB, BPBD, TNI–Polri, Basarnas, dan relawan terus bekerja siang malam untuk melakukan evakuasi, pencarian korban, pembukaan akses jalan, serta penyaluran bantuan logistik, terutama ke wilayah yang masih terisolir.
Kecamatan Adiankoting
Dua desa yang kini menjadi pusat pengungsian adalah Sibalanga dan Lobu Pining.
Sementara itu, lima desa masih belum dapat diakses akibat longsor dan kondisi medan ekstrem, yakni:
Siantar Naipospos
Pardomuan Nauli
Pagaran Lambung II
Pagar Lambung IV
Pagar Lambung III
Untuk sementara, bantuan ke wilayah ini disalurkan melalui jalur udara. Dua desa yang sebelumnya terisolir, yakni Banuaij I dan Banuaij IV, kini sudah dapat dijangkau tim darat. Pagar Lambung I juga telah berhasil ditembus.
Kecamatan Parmonangan
Parmonangan menjadi salah satu wilayah dengan dampak signifikan.
