Refleksi Pasca Banjir Bandang di Tapteng, Bencana yang Belum Pernah Ada.

Bagikan :

Meski memang, kerusakan serupa juga terjadi dibeberapa kelurahan lainnya, tetapi tidak separah yang di Hutanabolon.

Diperkirakan, selama satu periode (musim) tanam ke depan masyarakat petani yang ada di wilayah tersebut akan mengalami krisis pangan, karena padi yang sudah menguning dan siap panen itu rusak diterjang banjir.

Demikian juga 2 (dua) unit jembatan gantung yang terletak di Kelurahan Hutanabolon dan Kelurahan Bona Lumban, terputus karena tekanan banjir. Termasuk jembatan permanen di Aek Tolang dan Jalan Sidempuan Pandan, rusak .

Sulit rasanya menghitung kerugian materiil akibat banjir bandang yang menimpa Hutanabolon dan sekitarnya. Belum lagi bencana alam longsor yang menimpa rumah, dan banjir yang terjadi disejumlah titik di Kabupaten Tapanuli Tengah yang juga telah merengut puluhan korban jiwa.

Warga Hutanabolon, Parulian Sinaga, 56 tahun, mengatakan bencana banjir bandang yang terjadi tanggal 26 November 2025, kemarin, cukup dahsyat sebagaimana hal serupa belum pernah terjadi sebelumnya.

“Sulit kita membayangkan air sungai membawa kayu kayu gelondongan dan lumpur, karena belum pernah ada. Kalau banjir yang meluap dari sungai itu biasa. Tetapi kalau (banjir bandang) ini sudah sangat luar biasa, dan baru pertama terjadi,”kata Parulian Sinaga yang sejak kecil hingga sekarang tinggal di Hutanabolon.

Sementara itu, longsor di Desa Sigiring-giring dibenarkan Warga Sigiring-giring P. Gultom (40) yang menyebutkan rumah – rumah penduduk di desa tersebut sudah tertimbun tanah dan yang tersisa hanya 5 rumah.

Bagikan :