Memasuki siang hari, tim SAR bergerak menuju Desa Tuka dan Desa Tanah Bolon, dua wilayah yang menjadi pusat terdampak banjir. Meski akses menuju lokasi terputus akibat jembatan rusak dan longsor, personel tetap melanjutkan perjalanan dengan berjalan kaki sekitar dua jam untuk mencapai daerah terdampak.
Di lokasi tersebut, tim SAR melakukan penyisiran dan menemukan sejumlah korban yang terseret arus sungai. Berdasarkan informasi masyarakat, masih banyak korban berada di sekitar aliran sungai Tanah Bolon. Dari hasil operasi, tujuh korban banjir ditemukan dalam kondisi meninggal dunia. Enam di antaranya telah berhasil diidentifikasi dan diserahkan kepada keluarga, sedangkan satu korban yang belum teridentifikasi dibawa ke RSUD Pandan untuk pemeriksaan lebih lanjut.
Kombes Pol Ferry Walintukan menegaskan bahwa berbagai hambatan tidak menyurutkan semangat tim SAR di lapangan. “Akses jalan banyak yang terputus, listrik padam, jaringan komunikasi terganggu, serta minimnya alat berat menjadi tantangan serius. Namun seluruh personel tetap bekerja tanpa mengenal lelah demi mengevakuasi korban dan memastikan masyarakat aman,” ujarnya.
Selain itu, Ferry juga mengingatkan pentingnya dukungan logistik mengingat potensi kelangkaan sembako akibat jalur distribusi yang terputus. Polri bersama pemerintah daerah terus berkoordinasi menyediakan bantuan bagi warga yang terisolir.
Menutup keterangannya, Kabid Humas menyampaikan bahwa operasi SAR akan dilanjutkan kembali esok hari mengingat masih adanya laporan mengenai korban banjir di sekitar bantaran Sungai Tanah Bolon yang belum ditemukan.
