Ia didekati, diintimidasi, dan dipukul pada bagian badan, kepala, serta wajah. Ponselnya juga nyaris dirampas, namun berhasil diselamatkan oleh beberapa warga yang mengenalinya sebagai anggota polisi.
2. Bripda C.C.T. juga menjadi sasaran amukan massa
Saat melakukan perekaman video, Bripda C.C.T. juga dituduh sebagai provokator dengan tudingan palsu bahwa ia meneriakkan kalimat provokatif. Padahal, berdasarkan keterangan saksi dan rekaman video, yang bersangkutan tidak berbicara sama sekali. IPTU O.S. Colia kemudian mengamankan Bripda C.C.T. ke mobil Samapta sambil menegaskan kepada massa bahwa yang bersangkutan adalah anggota polisi.
Kapolres Tapteng Tegaskan Situasi Harus Tetap Kondusif
Kapolres Tapanuli Tengah, AKBP Wahyu Endrajaya, S.I.K., M.H., menegaskan bahwa tuduhan Bakhtiar tidak berdasar dan justru berpotensi menimbulkan keresahan publik.
“Tuduhan bahwa dua personel kami menjadi provokator adalah tidak benar. Saya mengimbau seluruh masyarakat untuk tidak mudah terprovokasi. Mari kita jaga Tapanuli Tengah tetap aman dan kondusif,” tegas Kapolres.
Fakta dan Bukti Pendukung
1. Kedua personel, Brigadir W.M. dan Bripda C.C.T., bertugas sesuai SOP dan tidak mengucapkan kata-kata provokatif.
2. Keduanya menjadi korban pemukulan oleh sejumlah warga di depan rumah pribadi Bakhtiar Ahmad Sibarani.
3. Rekaman video kegiatan pengamanan telah diserahkan ke Seksi Propam Polres Tapteng sebagai bukti resmi dan siap ditampilkan jika dibutuhkan.
