Antusias Ir.Akbar Tanjung masyarakat Tapteng saat itu merasa senang dan seolah anak-anak Tapteng dan Sibolga akan bersekolah di SMU Matauli, dan siswa-siswi yang ada di Tapteng dan Sibolga bagaikan mimpi meraih sukses masuk di Sekolah bergensi tersebut.
Kondisi SMU Negeri 1 Matauli Pandan saat ini sudah mengarah komersil, dimana adanya dugaan pungutan liar terhadap setiap murid
Seperti biaya pembangunan, biaya penerimaan siswa, biaya asrama dan lain sebagainya.
Kita mengetahui bahwa gedung asrama sebagai tempat tinggal para siswa adalah dari dana Pemerintah.Sedangkan SMU negeri 1 Matauli menerima Biaya Operasional Sekolah (BOS), lalu mengapa harus ada pungutan-pungutan seperti itu,” ujar Walles bertanya.
Oleh sebab itu sebagai tokoh masyarakat yang bertempat tinggal di hanya berjarak 500 meter dari komplek SMU Matauli, merasa terpanggil untuk menyampaikan keberadaan SMU Negeri 1 Matauli, baik ke Gubernur Sumatera Utara maupun kepada penyidik Tindak Pidana Khusus pada Kejaksaan Agung Republik Indonesia atau ke Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK),” katanya.
Saya menduga susahnya siswa-siswi SLPT Tapanuli Tengah dan Sibolga masuk menjadi murid SMU Negeri 1Matauli bukan semata-mata, karena bodoh atau tidak mampu.Tetapi SMU Negeri 1 Matauli tersebut sengaja mengutamakan siswa dari luar Tapteng dan Sibolga, agar lebih mendapat uang pembangunan lebih tinggi dan pemondokan yang tersedia di komplek Matauli dapat terisi penuh dan biaya pemondokan dan makan setiap bulan dapat mengalir ke SMU Negeri 1 Matauli.