TAPANULI UTARA – Kliktodaynews.com|| Lokasi wisata air panas dikabarkan mendadak mengering pasca-guncangan gempa bumi yang melanda kawasan Tapanuli Utara (Taput) Sumatera Utara, Sabtu (1/10/2022) pukul 02.28 WIB dinihari. Kejadian tersebut sempat viral dan bahan perbincangan di media sosial.
Pengusaha tempat pemandian air panas Sipoholon, Herbet Silaban (61) saat ditemui dilokasi sumber air panas membantah bahwa air Sipaholon kering.
“Air panas Sipaholon tidak kering, sumber air ini tetap ada, cuman ada tadi pengalihan makanya kita berusaha membuat tanggul,” sebut Herbet kepada wartawan, Sabtu (10/1/2022).
Ia pun menghimbau agar masyarakat tidak ragu untuk datang kembali ke lokasi pemandian air panas.
Jangan ragu, air panas tetap ada,” imbuhnya.
Sebelumnya, sebuah video dari akun Tiktok Dedi Prido Simatupang menyatakan lokasi wisata air panas belerang Sipoholon yang tampak mengering.
Postingan tersebut pun mendapat tanggapan dari beberapa netizen.
“bah, wisata hilang donk,” tulis akun @bang.frengky Tampubolon
“2 kemungkinan ,aliran berpindah karna pergeseran tanah,kedua aliran tertutup dan akan keluar lagi setelah ada tekanan tinggi dan hasilkan semburan
bah, wisata hilang donk” tulis akun lainnya @Mangihut Purba678
Perlu diketahui, Gempa bumi mengguncang wilayah Tapanuli Utara, Sumatera Utara, Sabtu, 01 Oktober 2022 pukul 02.28.41 WIB.
Berdasarkan informasi dari BMKG menunjukkan gempabumi ini memiliki parameter update dengan magnitudo M5,8.
“Episenter gempabumi terletak pada koordinat 2,11° LU ; 98,83° BT, atau tepatnya berlokasi di darat wilayah Tapanuli Utara, Sumatera Utara pada kedalaman 10 km,” kata Plt. Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Daryono dalam keterangannya.
Dia menyebutkan, dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempabumi yang terjadi merupakan jenis gempabumi dangkal akibat adanya aktivitas Sesar Besar Sumatra segmen Renun. Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempabumi memiliki mekanisme pergerakan geser ( strike-slip ).
Gempabumi ini berdampak dan dirasakan di daerah Tarutung dengan skala intensitas VI MMI ( Getaran dirasakan oleh semua penduduk. Kebanyakan semua terkejut dan lari keluar ), daerah Sipahutar dengan skala intensitas V MMI ( Getaran dirasakan hampir semua penduduk, orang banyak terbangun ), daerah Singkil dengan skala intensitas IV MMI ( Bila pada siang hari dirasakan oleh orang banyak dalam rumah ), daerah Tapaktuan dan Gunung Sitoli dengan skala intensitas III MMI ( Getaran dirasakan nyata dalam rumah. (TIM/KTN)