TAPANULI UTARA – Kliktodaynews.com|| Pemerintah Propinsi Sumatera Utara (Pemprovsu) dibawah kepemimpinan Gubsu Edy Rahmayadi akhirnya menampung anggaran penanggulangan tanggul Sungai Aek Siborgung yang jebol di Desa Parbubu 1, Kecamatan Tarutung, Kabupaten Tapanuli Utara.
Plt. Kepala Dinas SDA-CKTR Sumut Muhammad Haidul, Selasa ( 11/1/2022) kepada wartawan menjelaskan, Sungai Aek Siborgung yang berada di wilayah Kabupaten Tapanuli Utara memang merupakan kewenangan pemerintah provinsi Sumatera Utara, yakni berada dibawah wilayah kerja UPT PI Sibundong-Batang Toru pada Dinas Sumber Daya Air, Cipta Karya dan Tata Ruang Sumatera Utara.
“Saat ini sungai tersebut berpindah jalur, akibat bencana alam banjir yang mengakibatkan tanggul putus/jebol, sehingga berdampak terjadinya kekeringan pada daerah irigasi Siborgung; seluas 300 ha. Tetapi, irigasi itu merupakan irigasi kewenangan Kabupaten Tapanuli Utara,”sebut Haidul.
Haidul menjelaskan, untuk menanggulangi sungai, UPT PI Sibundong-Batang Toru telah mengusulkan kepada pihaknya terkait penanggulangan sungai dengan surat permohonan bernomor 602.1/693/PI-SBT/2020 tanggal 5 November 2020, dan dipertegas surat Bupati Tapanuli Utara no. 362/4144/1-3.2/XI/2020 tanggal 4 Desember 2020.
“Mendengar dan memperhatikan kondisi petani di sekitar Aek Siborgung, Pak Gubsu (Edy Rahmayadi) menyambut baik rencana penanggulangan tanggul sungai Aek Siborgung. Ini juga termasuk menyikapi pemberitaan dari puluhan media yang melakukan penelusuran ke lokasi tersebut. Lantas, pemerintah provinsi Sumatera Utara telah memasukkan dalam rencana kerja pemerintah provinsi Sumatera Utara TA 2022 dengan pagu anggaran sebesar 4,5 Miliar Rupiah, dan tim rancang bangun telah kita turunkan ke lokasi,”kata Haidul.
Sebelumnya, kondisi Aek Siborgung telah menyita perhatian sejumlah pihak baik Bupati Taput Nikson Nababan, sejumlah anggota DPRD-SU dan Pers. Pada penghujung tahun 2021, sebanyak 25 jurnalis yang bergabung di Serikat Media Siber Indonesia (SMSI) Tapanuli Utara di pimpin ketuanya Jan Piter Simorangkir melakukan investigasi jurnalis ke lokasi.
Aksi 25 jurnalis ini juga mendapat perhatian serius dari Ketua SMSI Sumut Zulfikar Tanjung dan Sekretaris Eris Julietta Napitupulu yang langsung menyambungkan informasi itu dan berkomunikasi dengan Gubsu Edy Rahmayadi dan Plt. Kadis SDA-CKTR Muhammad Haidul, di Medan.
Hasil penelusuran SMSI Taput ke lokasi bahwa selama tiga tahun terakhir, sejak jebolnya tanggul tak kunjung diperbaiki dan telah mengakibatkan seluas 300 hektar lahan persawahan warga mengalami kekeringan.
“Tiga tahun jebolnya bendungan Aek Siborgung mengakibatkan areal persawahan warga mengalami kekeringan dan telah memutus aliran irigasi untuk kurang lebih 300 ha persawahan di Desa Parbubu 1, Parbubu 2 dan Hutapea Banuarea. Ini merupakan sudut populis yang harus segera disikapi Pemprovsu,”kata Ketua SMSI Taput Jan Piter Simorangkir ketika itu.
Dilaporkan, kondisi lahan tanpa air, memaksa masyarakat untuk beralih ke pertanian lahan kering menggantikan pertanian padi yang menopang hidup warga tiga desa. Potret lainnya, sebagian besar petani, justru membiarkan lahannya terbengkalai, karena selama ini lahan mereka hanya produktif bila digunakan sebagai persawahan padi.
Kepala Desa Parbubu I Kecamatan Ridwan Lumbantobing mengapresiasi perhatian Gubsu terhadap pemulihan Aek Siborgung. Ia juga tak luput mengucapkan terimakasih kepada SMSI Taput.
“Wah, terimakasih pak Gubsu Edy Rahmayadi, kiranya dengan segera dipulihkanya Aek Siborgung tahun ini, masyarakat petani disana segera memulai aktifitas pertanian di atas areal tersebut, seperti sedia kala,”ucapnya.
Hal yang sama juga disampaikan Kepala Desa Parbubu II Tarutung Sahala Lumbantobing. “Terimakasih Pak Gubsu dan semua pihak yang telah memberikan perhatian ke lokasi tersebut,”ucapnya. (rel./KTN)