DAIRI – Kliktodaynews.com|| Polisi berhasil mengungkap kasus teror peti mati yang sempat membuat heboh warga Dusun Batu Horbo, Desa Paropo, Kecamatan Silahi Sabungan.
Tersangka diketahui berinisial WS (35). Ia mengaku melakukan pengiriman peti mati dikarenakan kecewa dengan hasil Pilkades, dikarenakan banyak warga maupun keluarga yang tidak memilih calon kepala desa pilihannya.
Dikutip dari detik.com, Kapolres Dairi AKBP Wahyudi Rahman mengatakan tersangka kasus itu adalah WS (35), warga Desa Paropo, Kecamatan Silahi Sabungan. Tersangka mengirim peti mati atas namanya sendiri serta dua warga setempat karena kecewa calon kepala desa yang didukungnya kalah.
“Tersangka mengirim peti mati atas namanya sendiri dan dua orang penduduk yang sama atas nama Faisal dan Jessi Situngkir pada hari Senin 29 November 2021,” sebut Wahyudi dalam keterangan tertulisnya, Senin (6/12/2021).
Wahyudi menyebut saat ini tersangka sudah diamankan di Polres Dairi untuk mempertanggung jawabkan perbuatannya. WS bakal dikenakan pasal 14 ayat (1) dari UU No 1 Tahun 10 tahun penjara.
Sebelumnya, pengiriman peti mati ini tentu membuat warga hebo, selain ketiga nama yang tertulis di kayu salib masih hidup, tidak tertera tanggal lahir hanya tertera tanggal kematian yakni 29 Nobember 2021.
Berdasarkan keterangan salah seorang Putra Kecamatan Silahi Sabungan Dapotan Silalahi,Rabu (1/12/2021), awalnya pengantar peti mati tiba dikampung tersebut menanyakan kepada warga rumah salah seorang warga yang tertulis namanya di kayu salib. Tanpa menaruh curiga wargapun memberitahu letak rumah yang dimaksud.
“Jadi pengantar peti mati ini sampe dikampungkan, terus berhenti disalah satu warung, dia nanya dimana rumah Waldiman Sijabat, ternyata namanya itu ada tertulis di salib yang dibawanya, ” Sebutnya.
Sesampainya di rumah yang dimaksud warga langsung heboh, tampak ibu dari Waldiman berteriak-teriak dan menangis tidak terima karena anaknya Waldiman Sijabat masih sehat dan sedang beristirahat di rumah.
“Padahal si Waldiman itu sedang tidur dirumah, makanya mamaknya si Waldiman itu teriak-teriak tidak terima dengan hadirnya peti mati tadi, ” Sebutnya.
Wargapun langsung mengintrogasi pengantar peti mati tersebut, dan diketahuilah pengantar peti mati tersebut bermarga Ginting, namun pengantar peti mati tidak mengetahui siapa yang memesan peti mati, bahkan nomor telepon yang memesan peti mati tak dapat dihubungi kembali. (TIM/KTN)