BATU BARA – Kliktodaynews.com Dampak pandemi Covid-19, Kapolres Batu Bara memberikan Bantuan Sosial (Bansos) dari Bapak Kapolda Sumut Irjen. Pol. Drs. Panca Putra S., M.Si. menjelang Bulan Suci Ramadhan 1442 H sekaligus membagikan masker kepada Masyarakat Dusun III Desa Perupuk Kecamatan Lima Puluh Pesisir Kabupaten Batu Bara. Jumat (16/4/2021) sekira pukul 10.30 Wib.
Turut menghadiri pembagian sembako dari Kapoldasu diantaranya, ” Kapolres Batu Bara AKBP Ikhwan Lubis, SH. MH. Kabag Sumda Polres Batu Bara Kompol Elfrida M. Lumban Raja, SE. Kasubbag Hukum Polres Batu Bara AKP Zulham, SH. KBO Sat Binmas Polres Batu Bara IPTU A.R. Siregar. Personil Polres Batu Bara yang ikut terlibat dalam kegiatan tersebut.
Pemberian bansos disaat bulan suci Ramadhan 1442 H kepada masyarakat kaum duafa secara door to door yang berprofesi sebagai pencari kerang di Dusun III Desa Perupuk tersebut. Sedikitnya 6 kepala keluarga (KK) berada dibawah garis kemiskinan dengan penghidupan yang serba berkekurangan. Mereka hanya mengandalkan hidup dari mengais pasir demi mencari kerang saat air laut surut.
Warga penerima Bansos, Kapolres Batu Bara menyebutkan amanah yang diterima dari Kapolda Sumatra Utara Irjen Pol Drs. Panca Putra Simanjuntak, M.S.i mensyaratkan harus langsung menyentuh warga apa lagi yang membutuhkan seperti fakir miskin dan anak yatim.
“Jangan pernah menjanjikan masyarakat dengan iming iming. Kalau memang kita berniat lakukanlah tepat kepada sasaran yang membutuhkan. Niat dengan hati yang tulus akan membuat semua menjadi lancar”, ungkap Kapolres meneruskan pesan Kapolda Sumatera Utara.
Sementara bu Siti Mariam (57) yang mewakili warga Dusun III Desa Perupuk merasa terharu hingga meneteskan air mata.
Bu Siti Mariam, ” Baru kali ini ada pejabat tinggi mampir ke kampung kami, sampai saat ini kami baru kali ini diberi bantuan, yang paling kami kagumi bapak kepala polisi yang terkenal sebagai sang pejuang Dhuafa yang hadir kemari.
Ini yang kami impikan sejak dulu”, ungkap ibu berusia 57 tahun ini.
Rumah yang ditempati Siti Mariam kondisinya sangat tidak layak. Gubuk reot terbuat dari tepat dan daun rumbia yang telah berusia 10 tahun hingga nyaris rubuh.
“Rumah kami terpaksa dipasang tongkat agar tidak rubuh”, ujarnya sedih. (STAF07/KTN)