Mandailing Natal – Kliktodaynews.Com|| Pimpinan Daerah Gerakan Pemuda Islam Kabupaten Mandailing Natal Provinsi Sumatera Utara menyayangkan sikap tidak pedulian Wakil Bupati Mandailing Natal, Atika Azmi Utammi Nasution yang juga sebagai Ketua Tim Investigasi terkait persoalan di PT.Sorik Marapi Geothermal Power (PT.SMGP) untuk menuntaskan insiden kebocoran gas beracun yang dikeluarkan perusahaan gas alam di Madina ini, kata Ketua Gerakan Pemuda Islam Madina, Roy Samsuri Lubis kepada Wartawan Kliktodaynews.Com melalui selular genggamnya pada Jumat (23/9/2022).
Tambahnya, “ketidak hadiran Ketua Tim Investigasi Pemkab Madina untuk insiden di wilayah kerja PT.SMGP pada rapat lanjutan Insiden dugaan Kebocoran gas beracun pada 6 September 2022 lalu meninggalkan pertanyaan memilukan dan terkesan Ketua Tim Investigasi tidak peduli akan nasib warga disekitar PT.SMGP yang sudah menewaskan 5 orang warga yang bertempat tinggal disekitar perusahaan gas alam itu”, kata Roy.
“Sayang sekali Ketua Tim Investigasi Pemkab Madina tidak hadir secara langsung, beliau hanya hadir lewat zoom dan sama sekali tidak aktif dalam rapat itu,” katanya.
Roy menilai, “ketidak hadiran Ketua Tim Investigasi yang juga Wakil Bupati Madina Atika Azmi sangat penting untuk mengungkap penyebab sebenarnya masyarakat dilarikan ke rumah sakit, sangat kita sesalkan”, katanya.
“Pihak perusahaan Gas Alam tidak ada menyampaikan pemaparan tentang hasil Investigasi mengenai H2S, dengan alat yang mereka miliki. Jadi, masyarakat hanya bisa bersaksi mencium bau busuk, tapi tak bisa membuktikan ada atau tidaknya H2S,” jelas Roy.
Untuk itu, terang pria yang pernah mengabdi jadi guru ini, keterangan tim investigasi akan menjadi pembanding pengakuan perusahaan.
“Hasil temuan tim itu satu-satunya harapan kita sebagai pembanding pengakuan perusahaan dan mengungkapkan fakta sebenarnya penyebab atas pernah masyarakat meninggal dunia dan ada dilarikan ke rumah sakit akibat menghirup gas beracun” ujarnya.
Putra Panyabungan Barat ini menuturkan, ketiadaan pembanding membuat perusahaan berada di atas angin sehingga para korban justru terkesan dipojokan dan Pemerintah Kabupaten Mandailing Natal tidak pro rakyatnya”, tuding Roy Samsuri Lubis.
“Kita baca di media ada korban yang sampai mau beli nyawa, tapi justru terkesan dituduh berpura-pura.Ini, kan, sangat menyayat hati kita.Jadi kita sangat geram mendengar itu,” sebutnya.
Roy mengungkapkan, Gerakan Pemuda Islam Madina sangat Vocal menyuarakan insiden berulang di wilayah kerja PT SMGP karena panggilan nurani dan kemanusiaan bukan menolak investasi”, pukasnya.
“Jangan disebut pula kita ini menolak investasi.Tidak, bukan begitu, tapi kita hanya menginginkan investigasi itu tidak mengganggu kenyamanan hidup masyarakat sekitar, apalagi sampai ada korban jiwa,” tegasnya.
“Jangan pula kenyamanan masyarakat itu nanti disahuti dengan relokasi.Ini akan sangat mencederai nilai-nilai budaya masyarakat di sana,” lanjutnya.
Gerakan Pemuda Islam saat mengikuti rapat di aula Kantor Bupati Madina itu hadir dan menyampaikan 2 (dua) pertanyaan, yakni kemungkinan ada zat selain H2S yang berpotensi mengganggu kesehatan dan kemungkinan pengungkapan daftar perusahaan lokal yang berbisnis dengan PT SMGP.
“Untuk zat lain, PT SMGP mengaku terbuka menerima tim investigasi independen mencari kemungkinan itu.Untuk pertanyaan kedua, sayang sekali tidak ada jawaban,” ungkapnya.
“Kita meminta dokumen itu bukan untuk mengurusi bisnis orang lain, tapi lebih pada melihat ada tidak korelasi dengan pejabat kita.Kalau ada, kan, berarti ada undang-undang yang dilanggar. Apalagi isu yang berkembang di masyarakat ada arahnya ke sana,” tutupnya.(HH/KTN)