Terkait Covid-19 : Pernyataan Bupati Simalungun Tidak Sinkron Dengan Data Gugus Tugas

Bagikan :

Simalungun-Kliktodaynews.com Data Posko Utama Gugus Tugas Covid-19 Kabupaten Simalungun tidak sesuai dengan Pernyataan Bupati Simalungun JR Saragih dalam video durasi 07.05 menit yang menyatakan ada 3 warga di Simalungun Positif Covid-19 dan 2 orang meninggal.

Data infografis gugus tugas per 11 April 2020 yang disampaikan Humas Wasin Sinaga Sabtu (11/4/2020) jumlah pasien PDP 20 orang, Covid-19 Positif tidak ada, ODP 42 orang, Pasien meninggal tidak ada. dalam data tersebut dikatakan PDP belum tentu pasien positif covid-19, masih tahap pemeriksaan menunggu hasil laboratorium. Jelas sumber data Dinas Kesehatan, RS dan Media Center Covid-19 tersebut.

Tapi aneh, pernyataan Kepala Daerah Simalungun sebelumnya membeberkan 3(tiga) warga positif Corona Virus Disease-19 1(satu) orang meninggal, warga yang positif hasil Rapit Test inisial SS warga Perdagangan, DS warga Karang Anyar dan AS warga Aek Natolu Kabupaten Toba.

Data Comperence Pers Bupati tersebut, tidak ada dalam data Infografis Gugus Tugas Simalungun.

Herannya lagi, pernyataan JR Saragih terkait warga Aek Natolu dibantah pihak keluarga dan BPBD Kabupaten Toba. Mereka mengatakan

” Bupati JR Saragih jangan terlampau maju, mengatakan warga kami tidak ada positif Covid-19″ kata video viral di depan rumah pasien tersebut.

“SS bukan terpapar Covid-19 melainkan DBD” kata salah satu pihak keluarga.

Selanjutnya pernyataan JR Saragih, berbeda lagi setelah wawancara dengan TV Monalisa mengatakan “pasien meninggal kemarin kita tidak tahu sakit apa katanya” katanya.

Kesimpangsiuran ini, dikritik Ketua Ikatan Mahasiswa Pemuda Pelajar Simalungun (IMPPAS) Pesta Pangaribuan Sabtu dini hari mengatakan Bupati Simalungun harus menyampaikan data akurat kepada warga simalungun. Sehingga tidak menimbulkan kebingungan di masyarakat. “Apalagi data yang disampaikan salah, dan berbanding terbalik dengan data infografis Gugus Simalungun” katanya.

Anggota DPRD Simalungun Hendra S.Sinaga dihari itu juga memberikan komentar, bahwa pihak DPRD telah mengundang Pemkab dalam RDP di gedung dewan terkait RSU rujukan yang dikeluhkan warga dan terkait data yang membingungkan serta dana sekitar 60 Miliar yang disalurkan ke Gugus Tugas. hanya saja, pihak Pemkab tidak ada yang hadir. katanya.

Kordinator Divisi Litbang LRR Indonesia Rudi Samosir sabtu sore mengkritik pernyataan yang plin plan dari pemerintah Simalungun. “Saya heran dan menduga ada sesuatu hal dalam pemaksaan positif tidaknya Covid-19 disimalungun ini yang berujung kesalahan data dan dibantah pihak pasien. Masa tidak penuh kehati-hatian dalam mempublikasikan data pasien Covid-19 sehingga, menimbulkan kepanikan dimasyarakat” ujarnya.

Lembaga Biologi Molekuler Eijkman melalui Profesor Herawati Sudoyo sudah menjelaskan ada beberapa metode pemeriksaan virus corona untuk mendeteksi patogen. Tingkatan berdasarkan akurasinya secara berturut-turut yakni, tes PCR, tes kultur dan rapid test.

“Profesor Herawati jelas mengatakan kalau tidak berdasarkan hasil swab bisa jadi itu DBD” tambah mantan Aktifis Mahasiswa Formadas Medan ini.(RED/KTN)

Bagikan :