SIMALUNGUN – Kliktodaynews.com|| Selama terjadinya kelangkaan minyak goreng, Pemerintah Kabupaten Simalungun melalui Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) melakukan penanganan cepat mengatasi kelangkaan itu.
Dalam kurun waktu dua minggu, Disperindag Simalungun sudah menyalurkan 75.600 liter minyak goreng kepada masyarakat melalui masing-masing camat.
Kadisperindag Simalungun Leo Lopisa Haloho, menerangkan bahwa, saat mulai terjadinya kelangkaan minyak goreng. pihaknya mendapat perintah langsung dari Bupati Simalungun Radiapoh Hasiholan Sinaga, untuk melakukan survey kebenaran kelangkaan minyak goreng.
Dari hasil survey, benar terjadinya kelangkaan minyak goreng. Bahkan di lingkungan masyarakat, meskipun minyak goreng ada di warung-warung tersedia, tetapi harganya sangat mahal di atas Harga Eceran Tertinggi (HET) yang ditetapkan pemerintah.
“Menyikapi itu, Pak Bupati langsung mengintruksikan dilakukan penanganan dengan cara operasi pasar. Serta melakukan komunikasi dengan produsen minyak goreng,” kata Leo.
Leo melanjutkan, setelah dilakukan koordinasi dengan berbagai pihak, hasilnya Diperindag Simalungun mendapakan kuota minyak goreng untuk disalurkan kepada masyarakat dengan harga jual sesuai HET yang ditetapkan pemerintah.
Leo mengaku, pihaknya sudah tiga kali melakukan operasi pasar dengan jumlah keseluruhan 75.600 liter sudah disalurkan kepada masyarakat melalui pihak kecamatan.
“Sebenarnya kuota itu masih kurang. Tapi paling tidak, itu sudah bisa meminimalisir kelangkaan. Namun kita masih berusaha melakukan komunikasi dengan produsen minyak, supaya kebutuhan minyak goreng di Simalungun bisa dipenuhi,” ucapnya.
Leo mengungkapkan, sebenarnya bila dihitung dengan jumpah penduduk di Simalungun mencapai 1,2 juta jiwa. Paling tidak dibutuhkan sekitar 400 ribu hingga 600 ribu liter minyak goreng setiap bulan di Simalungun.
“Jumlah itu kalau diasumikan masing-masing kepala keluarga menghabiskan 2 liter per 2 minggu. Tapi bisa juga lebih jumlah itu, karena belum dihitung dengan kebutuhan para pelaku UMKM,“terang Leo.
Kecewa dengan Sikap PT INL
Meskipun sudah melakukan operasi pasar sebanyak 3 kali, Leo mengaku sedikit kecewa dengan sikap manajemen PT Industri Nabati Lestari (INL) Sei Mangkei Kecamatan Bosar Maligas Simalungun.
Kekecewaan Leo, yakni selama tiga kali pihaknya melakukan operasi pasar, suplai minyak goreng tidak ada dari PT INL. Padahal, pihaknya sudah dua kali mengirimkan suratt permintaan kebutuhan minyak goreng ke produsen minyak itu.
“Dua kali kita surati yakni surat Disperindag dan satu lagi langsung ditandatangani Pak Bupati surat permohonan kebutuhan minyak goreng dalam rangka operasi pasar,” sebut Leo.
“Tak hanya disurati, saya langsung datang ke lokasi Pabrik INL bertemu dengan manajemen. Tapi jawaban mereka tidak memberikan solusi malah terkesan mempersulit. Aneh, kan masa mereka yang beroperasi di Simalungun. Tapi lebih mengutamakan alokasi kebutuhan daerah lain dan distributor. Itu pun kita minta diarahkan ke distributor mereka, tak juga respon,” kata Leo.
Leo menambahkan, tidak adanya respon PT INL membuat pihaknya menghubungi produsen minyak lainnya dan bisa mendaptakan kuota. Namun, seteleh produsen lainnya memberikan kuota, PT INL seolah-olah merasa tidak bersalah dengan memberikan jawaban-jawaban yang tidak memberikan solusi meminimalisir kelangkaan minyak goreng.
“Jadi kemarin yang memenuhi kebutuhan operasi pasar kita dari Wilmar Group melalui Distribuornya 50.400 liter dan PT Permata Hijau Palm Oleo 25.200 liter. Semuanya produk minyak goreng kemasan. Kalau dari PT INL sampai sekarang tidak ada,” terang Leo.
Leo berharap, dalam mengatasi kelangkaan minyak goreng, hendaknya pihak produsen minyak bisa memberikan solusi supaya masyarakat tidak kewalahan mendapatkan minyak goreng. Apalagi, menjelang bulan Ramadhan dan Idul Fitri.
“Kasihan masyarakat kewalahan mendapatkan minyak goreng. Jadi kita berharap, adanya koordinasi baik antara pemerintah, produsen minyak dan distributor untuk bersama-sama mengatasi kelangkaan minyak goreng,” ucapnya mengakhiri. (**/KTN)