Bukan hanya saya, istri saya juga menjadi Nasabah BRI Life sejak tahun 2022 karena mengajukan permohonan KUR, tetapi diharuskan ikut program BRI Life agar pengajuan permohonan KUR nya diterima.
Istri saya membayar Rp 5 juta per tahun sejak 2022 selama 3 tahun, yang seharusnya dana sudah sebesar Rp 15 juta, tapi saat klaim, pihak Asuransi BRI Life hanya mencairkan Rp 8.263.365. Sehingga kalau dihitung potongannya sebesar 25% – 40%, hal ini sangat merugikan kami, ini penipuan, mengapa saat merekrut pihak marketing tidak menjelaskan adanya potongan tersebut, pihak Marketing hanya memberikan Janji manis yang katanya Asuransi BRI Life akan memberikan keuntungan besar bagi Nasabahnya, ternyata hanyalah omong kosong”. Jelas Bindu kesal.
Masih kata Bindu, “Saat saya tanyakan ke pihak Manager Bank BRI Cabang Perdagangan dan bagian Marketing Asuransi BRI Life, Dewi Sitorus mengatakan, kami tidak tahu pak, lansung saja bapak, hubungi Manager Asuransi BRI Life di-Medan, sembari memberikan no hp Manager Asuransi BRI life yang di-Medan”. Kata Bindu menirukan yg dikatakan Marketing BRI Life.
Mariono selaku Sekjen LSM P3KI (Perkumpulan Pemerhati Dan Pengawas Korupsi Indonesia) menyayangkan kinerja Marketing Asuransi BRI Life, yang tidak memberikan informasi yang jelas kepada calon Nasabah Asuransi BRI Life. “BRI Life harusnya lebih meningkatkan tranparansi dan komunikasi yang baik terhadap Nasabahnya, ini menyangkut nama dan Kredibilitas Bank BRI (Bank Rakyat Indonesia) yang secara tidak lansung ikut terdampak dengan persoalan yang terjadi di-Asuransi BRI Life saat ini.