Simalungun-Kliktodaynews.com Masyarakat diminta untuk memilih dan memberikan suara secara rasional. Dan sudah saatnya ‘politik’ identitas dibuang atau disingkirkan.
Penegasan ini disampaikan Alexander Silalahi menjelang Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Kabupaten Simalungun tahun 2020 mendatang.
“Mari kita memilih secara rasional dan tak lagi memakai politik identitas dalam menentukan pilihan,” sebut Alexander yang notabanenya anak mantan Bupati Simalungun.
Dilanjutkannya lagi, dalam memberikan hak suara, marilah kita melihat visi misi atau program dari pasangan calon bupati nantinya.
“Mari kit telaah visi misi yang diusung masing-masing pasangan calon. Lihat yang mana program yang benar-benar bisa direalisasikan dan merupakan kebutuhan rakyat,” ujar pria yang akrab disapa Alex ini.
Selain itu, lihat juga latar belakang dari sosok calon termasuk jenjang pendidikannya. “Kalau secara pribadi saya menilai kalau sosok yang tepat memimpin Kabupaten Simalungun adalah sosok yang sudah berpengalaman dan teruji. Begitu juga latar belakang pendidikannya juga harus kita pertimbangkan dalam memilih,” tuturnya.
Dilanjutkan Alex, persoalan visi misi juga harus benar-benar menjadi pertimbangan utama kita. “Jangan karena politik identitas kita kehilangan sosok yang tepat dalam memimpin Kabupaten Simalungun,” sebutnya.
“Apakah program itu sudah menyentuh seluruh aspek? Lantas bagaimana sosok pasangan calon itu bisa merealisasikan programnya jika terpilih? Bagaimana bentuk pertanggungjawabannya ditengah-tengah masyarakat?. Ini yang harus diketahui masyarakat lebih dulu,” ujarnya.
Lanjut dia, apakah program tersebut sudah mencakup masalah kesehatan, pendidikan, ekonomi, budaya dan pariwisata.
“Misalnya menjamin terwujudnya pendidikan gratis, kesehatan gratis, beasiswa bagi masyarakat kurang mampu. Kenapa ketiga sektor ini lebih utama dulu? Karena memang ini yang paling hakiki,” rincinya.
Kemudian, masuk lagi dalam pengembangan usaha ditengah masyarakat. Setidaknya, calon nantinya mampu membentuk Bumdes atau pelatihan kewirausahaan dan keterampilan.
“Kenapa? Agar masyarakat mampu mengelola hasil pertanian mereka sehingga dapat lebih berkembang,” ujar dia lagi.
Dan tentu saja masalah infrastruktur tak boleh dipisahkan. “Dengan infrastruktur yang baik dan memadai, maka pintu kesejahteraan semakin terbuka lebar,” paparnya.
Pelayanan publik juga harus diperhatikan dengan Pembentukan Sistem Pelayanan Satu Atap. Maka dengan begitu masyarakat tak lagi susah dalam mengurus administrasi usah maupun administrasi kependudukan.
Begitu juga masalah potensi yang ada, seperti sektor periwisata juga harus dioptimalkan. “Kalau sektor pariwisata yang ada harus ditata sedangkan sektor pariwisata andalan harus dimajukan agar semua melek akan wisata,” tandasnya.
Dan atas dasar itulah masyarakat dihimbau agar memilih secara rasional dan bukan berdasarkan politik identitas. (REL/KTN)