SIMALUNGUN-KLIKTODAYNEWS.COM Beberapa bulan terakhir ini kasus pencurian Tandan Buah Segar (TBS) kelapa sawit semakin marak terjadi di PTPN IV khususnya di areal HGU milik Unit Kebun Marihat.
Informasi dan data yang diperoleh dari sumber terpercaya menyebutkan pencurian TBS kelapa sawit akibat lemahnya kontrol dan pengawasan yang dilakukan oleh pihak managemen setempat. Bahkan pelaku pencurian dengan menggunakan truck ini sepertinya dibebaskan keluar masuk wilayah HGU di Kebun Marihat. Kamis (05/03/2020)
“Di kebun Marihat, bebas dan leluasa pelaku pencurian TBS melintas keluar masuk areal,” kata sumber melalui pesan aplikasi Whatsapp kepada Reporter Media Kliktodaynews.Com.
Ditambahkan, berdasarkan hasil penelusuran nara sumber terkait aksi pencurian TBS di wilayah Kebun Marihat menerangkan informasi kejadian. Bahkan dengan menggunakan truck para pelaku menjarah hasil produksi kebun milik pemerintah ini yang dikelola Kementerian BUMN.
“Data Kehilangan TBS kelapa sawit, seperti yang terjadi pada (17/01/2020) di Afdeling I, blok 2010-A berkisar 45 TBS hilang, hari Sabtu (08/02/2020) di Afdeling VI, blok 05-S berkisar 46 TBS hilang, hari Kamis (20/02/2020) di Afdeling I, blok 2010/Bt.4 berkisar25 TBS hilang dan yang terakhir (03/03/2020) di Afdeling III, blok 2011 Ringin-ringin berkisar 28 TBS hilang. Pelaku pencurian TBS kelapa sawit di kebun Marihat gunakan truck colt diesel untuk mengangkut, melintasi jalan produksi hingga keluar dari areal HGU,” jelasnya.
Diterangkan, seperti yang terjadi di afdeling I baru baru ini, satu unit Truck Colt Diesel bisa bebas keluar masuk mengangkut buah sawit hasil curian melintas dari depan eks gudang Afdeling I.
“Maraknya ninja sawit saat di kebun Unit Marihat, salah satu indikatornya di akibatkan minimnya masyarakat setempat yang direkrut menjadi pengamanan oleh pihak proveider maupun manajemen Unit Marihat.
“Kalaupun ada 1 – 2 orang putra daerah dan itupun mereka hanya titipan dari oknum oknum tertentu. Jelasnya, Bahasa dan Arahan dari Audit RSPO mengatakan tentang kearifan lokal dan pemberdayaan masyarakat sekitar perusahaan,” beber sumber.
Lebih parah lagi, informasi ketidaksinambungan antara proveider pengamanan dengan pihak manajemen Unit Kebun Marihat dalam hal mengantisipasi maraknya kasus pencurian TBS.
“Di lapangan kita perhatikan, proveider sekurity dan manajemen Unit Kebun Marihat bekerja tidak besinergi dan tidak kompak. Apabila kejadian ini dibiarkan berlarut larut, dikuatirkan ke depan bisa-bisa areal wilayah HGU khususnya Kebun Marihat akan menjadi ladang empuk bagi para pencuri alias ninja sawit,” ungkap sumber dalam pesannya.
Dalam hal ini, dihimbau dan diharapkan agar Managemen Direksi PTPN IV segera bertindak, mengevaluasi kinerja setiap Manejer unit yang tidak fokus dan konsentrasi pengelolaan sistem keamanan arealnya dari ganguan pencurian TBS yang tentunya sangat merugikan perusahaan.
“Apalagi target produksi TBS unit Kebun Marihat ini pada tahun 2019 tidak tercapai bahkan sampai minus 12%. Begitu juga dengan pemanfaatan proveider sekurity di lingkup PTPN IV sepatutnya ditata ulang kembali dan kalau memang tidak mampu mengamankan aset PTPN IV, sebaiknya kerja sama dengan proveider dihentikan saja demi efisiensi anggaran,” jelas sumber mengakhiri.
Terkait hal ini, Manager PTPN IV Unit Kebun Marihat Erwin Nasution saat dikonfirmasi Reporter Media Kliktodaynews.Com melalui selularnya mengatakan terungkapnya kasus pencurian diketahui setelah dibentuk tim penanggulangan setempat dan terhadap provider penyampaian peringatan melalui surat resmi.
“Ah , kalau itukan karena kita ketahui setelah kita buat tim penanggulangan. Kalau terhadap provider disampaikan peringatan melalui surat,” ucap Erwin Nasution singkat, Kamis (05/03/2020) sekira pukul 14.10 Wib. (RY/KTN)