Setelah korban membuka pintu keempat tersangka melihat ada 4 orang laki-laki sedang berada di dalam kamar korban.
Lalu keempat tersangka mengusir ke empat laki laki tersebut dan mengiringnya keluar meninggalkan rumah korban. Kemudian keempat tersangka kembali lagi ke rumah korban untuk mencek, apakah ada orang lain yang masih berada di rumah tersebut.
Setelah memastikan tidak ada lagi orang lain, tersangka KL membujuk korban melakukan persetubuhan dengannya dengan janji akan meminta tersangka AS untuk menghapus video yang ada direkam tersangka AS dalam kondisi korban menggunakan baju kaos dalam kancing bajunya terbuka sedang berpelukan dengan seorang laki-laki temannya didalam rumah orangtuanya tersebut.
Merasa ketakutan korban pun terpaksa melayani permintaan ke empat tersangka dengan dicabuli secara bergantian didalam kamar korban.
Berhasil melampiaskan nafsu bejatnya keempat tersangka meninggalkan korban sembari tersangka AS mengatakan akan menjemput korban esok malam harinya sekira pukul 20.00 Wib.
“Modus operandinya keempat tersangka melakukan pengancaman akan menyebarkan vidio korban kondisi kancing baju terbuka sedang berpelukan dengan laki laki didalam rumah orangtuanya yang direkam tersangka AS,” jelas AKBP Marganda.
Kapolres menambahkan selain penanganan proses hukum secara tegas Polres Simalungun juga penanganan pasca trauma terhadap korban dari pihak Dinas Perlindungan Perempuan dan Anak (P3A) Kabupaten Simalungun untuk bisa memulihkan korban secara psikologis.
“Hingga saat ini keempat tersangka sudah ditahan dengan mempersangkakan Pasal 81 ayat (1) jo pasal 76 D dan atau Pasal 82 ayat (1) jo Pasal 76 E Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang RI Nomor 1 tahun 2016 tentang perubahan kedua atas Undang-undang RI Nomor : 23 tahun 2002 tentang Perlindungan Anak yang telah ditetapkan menjadi Undang-undang RI Nomor 17 tahun 2016 jo Pasal 55 ayat 1 ke (1e)KUH.Pidana dengan ancaman hukuman minimal 5 Tahun dan maksimal 15 tahun,” pungkas AKBP Marganda.