Simalungun-Kliktodaynews.com
Ikatan Mahasiswa Pemuda Perdagangan Simalungun (IMPPAS) dan Ikatan Mahasiswa Mahasiswa, Pelajar, Pemuda Perdagangan Sekitarnya (IMP3S) menolak RSUD Perdagangan dijadikan rujukan Pemkab Simalungun tempat karantina/isolasi Pasien Dalam Pengawasan positif Covid-19.
Pasalnya, Rumah Sakit tersebut tidak masuk dalam daftar 100 RSU Rujukan versi pemerintah pusat. Selain itu, RSU tersebut diduga belum layak dari segi fasilitas maupun kwalitas.
Tidak standartnya RSU tersebut akan beresiko menularkan wabah virus tersebut kepada para tenaga medis dan lebih berbahaya kepada masyarakat luas di Kota Perdagangan sekitarnya.
Gunawan(55) salah satu warga perdagangan ini, Minggu (5/4/2020) mengaku was-was atas pasien Covid-19 yang sedang dirawat di RS tersebut saat ini.
“Iya, kami takut bang.kalau dikarenakan tidak mumpuninya fasilitas dan dipaksakan RSU rujukan.kami warga sekitar kurang lebih 80 ribu jiwa dikecamatan Bandar ini terpapar siapa bertanggung jawab” tanyanya.
Senada dengan Aquardes Pakpahan(30) warga perdagangan yang saat ini diperatauan mengatakan.
” dari 100 RSUD rujukan Covid-19 perdagangan sepertinya tidak masuk kategori dan fasilitasnya belum memadai untuk penanganan wabah ini, tapi kenapa ya Pemkabnya terlalu memaksakan, hingga salah satu keluarga pasien serta Kepala Desanya dari Aek Natolu Kabupaten Toba protes dikatakan dalam Konferensi Pers Pemkab Simalungun positif covid-19 padahal Demam Berdarah Dangue(DBD).saya menduga ada sesuatu dibalik ini semua” tutunya.
Ketua IMPPAS Raliman Purba, S.Sos mengatakan hasil pertemuan IMPPAS, IMP3S dan perwakilan masyarakat Simalungun Hataran di Perdagangan akan menyurati protes terkait RSUD Perdagangan dipaksakan jadi rujukan Covid-19.
“Iya hasil rembuk hari ini (minggu-red) sepakat menyurati Presiden RI, Ketua Gugus Tugas Nasional, Kemenkes, Kapolri, Panglima TNI dan BNPB agar RSU Perdagangan tidak dijadikan RS Rujukan. sebab, 100 RSU rujukan RSU Djasamen Saragih Kota Siantar salah satu didalamnya” jelasnya.
Demikian halnya dengan Ketua IMP3S Rudi Samosir, M.IKom menambahkan “jika 50 orang perwakilan rakyat di DPRD Simalungun tidak bisa mendengar keluhan rakyat Perdagangan yang was-was dengan situasi ini, jangan disalahkan nanti rakyat Simalungun Bawah khususnya Perdagangan demo pasang spanduk ‘tolak RSU Perdagangan dijadikan tempat karantina/isolasi pasien positif Covid-19’ dimana-mana. Apalagi RSU Perdagangan tidak masuk 100 RSU rujukan covid-19.
Selain itu warga perdagangan meminta pasien covid-19 yang ada di RSU Perdagangan agar segera dirujuk ke RSU Adam Malik Medan.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Simalungun dr. Lidya Saragih mengatakan RSU Perdagangan menjadi salah satu RS rujukan di Kabupaten Simalungun “melalui Instruksi Gubernur Sumatera Utara Nomor : 188.54/3/INST/2020 tanggal 30 Maret 2020 tentang Prosedur Penanganan Pasien Corona Virus Disease 2019 di Rumah Sakit yang ada di Provinsi Sumatera Utara dan meminimalkan dampak yang ditimbulkan” katanya melalui pesan WhatsAapnya. (RED/KTN)