SIMALUNGUN – KliktodayNews|| Pengerjaan Pembangunan RKB (Ruang Kelas Baru)SMA Negeri 1 Tanah Jawa yang berada di Nagori Balimbingan,Kecamatan Tanah Jawa ,Kabupaten Simalungun sudah berjalan hampir dua bulan,dan tahap pengerjaan nya diperkirakan sudah hampir 90 persen atau finising.
Namun dari hasil investigasi awak media Lima Sisi News beberapa waktu lalu, mulai Sabtu,06 November 2021 sekira pukul 10:00 WIB,kamis18 November 2021 sekira pukul 09:30 WIB,Sabtu 20 November 2021sekira pukul 10:09 WIB,Kamis 25 November 2021 sekira pukul 09:35 WIB dan Sabtu 02 Desember 2021 sekira pukul 09:58 WIB.
Dimana proyek yang bersumber dari APBD tahun anggaran 2021senilai 466.274.522.62,- ini dan di kerjakan oleh CV.Rahacel Sibosar yang berkantor di jalan Farel Pasaribu,Gang Kana no 8A,dengan nomor SPK:027/1293/CABDIS SIANTAR/IX/2021, dinilai kurang signifikan bahkan diduga dikerjakan asal asalan,bahkan di duga menyimpang dari RAB demi meraup keuntungan besar.
Pantauan di lapangan kualitas campuran semen pasir untuk pemasangan batu dan pondasi dan plesteran sangat di ragukan, dimungkinkan atas arahan pihak rekanan para pekerja sengaja mencuri campuran demi keuntungan pihak rekanan.
Tak hanya itu,Kosen yang dipasang diduga dari kayu murahan dan sembarang karena terlihat sudah retak retak dan berserabut,bahkan dimungkinkan rentan lapuk, sehingga dalam beberapa tahun saja kedepan dipastikan cepat rusak, begitupun pengaplikasian keramik,semen perekat yang digunakan hanya semen konvensional atau semen biasa tanpa menggunakan perekat khusus pada umumnya.
Sedangkan untuk pengaplikasian keramik, terpantau di aplikasikan diatas tanah yang masih labil tanpa disusun batu Padas terlebih dahulu, padahal sebelumnya di areal tersebut merupakan tempat pembuangan sampah sekolah, bahkan terlihat keramik di pasang tanpa lantai kerja.
Meskipun masih banyak abu dan sampah sisa puntung rokok, serpihan kayu, plastik bekas,para pekerja langsung menimpa pasir sekira 10 cm,lalu ditimpa adukan semen pasir sekira 5 cm dan langsung dipasang keramik,sehingga disinyalir saat terjadi penyusutan maka lantai keramik akan terangkat dan terlepas atau pooping istilahnya dalam bahasa kontruksi.
Namun Saat Salah satu pekerjaan yang coba di konfirmasi dilokasi terkait pemasangan keramik yang sedang dikerjakan nya mengatakan memang begitu aturan dari pemborong, menurutnya mereka hanya bekerja sesuai arahan pihak pemborong/rekanan,
Lebih lanjut,dilokasi terlihat tidak satu pun pekerja yang menggunakan alat pelindung diri sesuai standar dan keselamatan kerja kerja masker,seperti sarung tangan,sepatu septi,sepatu boots,helm,dan sarung tangan,namun menurut penuturan para pekerja mereka tidak ada diperlengkapi dengan hal hal tersebut.
Berdasarkan hal itu,APH dan instansi terkait dinilai dan diminta perlu periksa dan pengerjaan proyek tersebut karena diduga sudah merugikan negara bahkan tidak memperhatikan keselamatan para pekerja sesuai SNI.
Namun disayangkan meski beberapa kali wartawan turun ke lokasi tidak pernah menemukan Konsultan,PPK(Pejabat Pembuat Komitmen dan pihak pengawas lainnya di lokasi, begitu pun kepala sekolah SMA Negeri 1 Tanah Jawa Parulian Manik SPd,saat ditemui di ruangannya mengatakan tidak tahu menahu soal proyek tersebut,hingga pengerjaan hampir selesai pihak rekanan belum pernah koordinasi dengan nya.(BS/KTN)